Saturday, February 9, 2008

Prasangka.

Prasangka buruk, tepatnya. Suka ikut bermain pada saat kita hendak memilih taksi. Tidak salah. Karena memang sering terjadi tindak kriminalitas di atas taksi. Walau kadang juga, supir taksi itu yang jadi korban tindak kejahatan.

Akhir - akhir ini gue sering menggunakan taksi karena masih menunggu mobil tambahan. Dulu gue penganut kalau-ndak-si-burung-warna-biru-ndak-mau-naik-taksi. Sekarang karena terlalu sering menggunakan taksi, akhirnya terpaksa mencari alternatif lain. Tepatnya mencari harga lain. Biar ndak melarat. Cukup repot juga awalnya, repot karena prasangka jelek itu tadi. Setelah tanya sana - sini, muncul alternatif nama taksi si anak-yang berwarna biru aneh dan si cepat-yang berwarna putih. Sayangnya si cepat belum pernah bisa menjawab telpon gue, mungkin karena terlalu banyak order. Jadi sekarang gue selalu menggunakan si anak-warna biru aneh.

Gak terlalu buruk, si anak-yang berwarna biru aneh ini memang mobilnya kurang bagus dibanding si burung-yang berwarna biru itu. Keramahan pengemudinya pun belum merata. Lucunya, semua pengemudi sing medeni itu selalu ciut begitu memasuki area perumahan gue. Mungkin kalah pamor sama "sing mbahurekso" gang kecil dan gelap sepanjang jalan masuk ke perumahan gue. Atau mungkin juga sudah capek mbrengut dan mecucu di sepanjang jalur kemacetan Mampang dan Warung Buncit. Tapi itu pun ndak banyak, hanya dua pengemudi yang punya hobi mecucu dan nyopir pecicilan selama sekian kali gue menggunakan taksi ini.

Tadi malam gue malah dapet pengemudi yang super duper ramah dan sumringah. Namanya Bejo dengan nomer taksi yang sama dengan kodenya James Bond. Mas Bejo yang njawani ini, asli Pati. Orangnya sopan dan cara mengemudinya pun takdhes. Sudah 42 bulan dia jadi pengemudi taksi itu dan pernah dapat penghargaan pengemudi teladan. Dia bilang, "Senang juga dapat penghargaan, tapi maunya dapat (hadiah) barang saja daripada uang. Soalnya kalau dapat uang, teman - teman banyak yang minta traktir. Walaupun (mereka) bercanda, tapi kan (saya) ngga enak juga pak. Akhirnya (hadiah) uangnya tinggal sedikit yang saya pegang." Maka sesampainya di rumah, gue telpon perusahaan taksi itu dan gue sampaikan curhatan mas Bejo. Perkara telpon gue ditindak lanjuti atau tidak, kembali lagi, itu wilayah yurisdiksi Tuhan.

Ya paling tidak gue melakukan sesuatu (walau kecil) untuk membalas buruk sangka gue. Maaf ya para pengemudi taksi Jakarta yang baik. *Sambil toyor - toyor supir taksi yang nakal*

As if they ever visit and read my blog. *mikir.

4 comments:

Fitra Irawan said...

Gil Gil, gw pengen curhat, gw naksir anaknya SBY yg no.2 mau gw rebut dari Nia Ramadhani, tolong sampein donk ke SBY, kan lo tau FS nya...hihihii

Anonymous said...

heh?!!! elo tuh ya?!!! udah make laptop gw?!!! trus mau rebut CALON cowo gw?!!!! ck...ck..ck...sungguh terlalu *bang rhoma mode on*

Bunda RaRa said...

klo g lebih suka 'si putih cepat' biar cepet ooh ooh nya hihihi

Ragil Duta said...

mmmm ini obrolan para cewe ya? pantes gw ngga ngerti *pasang mukpol (muka polos)*