Friday, December 28, 2007

Resolusi. Apa? Revolusi? Oooo reproduksi...

Kenapa tiap akhir taun gue selalu ditanya soal resolusi? Gue lebih suka mikirin hasil perbuatan gue selama setaun ini daripada ngomongin apa yang bakal gue kerjain di tahun yang akan datang. Karena gue ngerasa, gue bukan perusahaan publik yang harus membuka visi dan misi masa kerja di tahun yang akan datang.

Nah untuk tahun 2007 ini gue mau bikin daftar thanks to. Ya biar kayak grup band yang baru ngeluarin album baru gitu deh :)

Khusus untuk Allah S.W.T, keluarga besar dan keluarga kecil gue, ucapan terima kasihnya ngga akan melalui blog ini. Karena terlalu gede rasa terima kasih gue buat yang gue sebut diatas, ngga akan cukup kalau gue tulis.

Dan inilah daftar thanks to gue:
Gerombolan Camp Brawijaya dan Vhampires, thanks ya selama ini kita masih bisa blawoeran bareng hehehe. Terutama buat Iwan captain chief-nya Brawijaya yang masih setia nampung gerombolan cihuy ini. Budhien a.k.a E.T yang masih suka ngebantu gue walaupun sudah mangkal di Tunis dan juga anggota gerombolan lain yang pastinya ngga bisa gue sebutin semua saking banyaknya pengalaman kita selama setaun ini.

Terus buat Iis, si peri kecil, yang banyak nolong gue dan juga berbagi ilmu serta cerita seru. Denok, si peri (yang dulu) kecil, yang sampai sekarang masih suka jadi korban curhat gue hahaha thanks girls!

Terus ada juga Andru, Lina, Ica, Nining DC, Cil, Tommy, Kiki Simon, Nungky dan banyak lagi deh. Pokoknya kalian semua pernah berbuat sesuatu yang menambah wawasan gue, walaupun gue yakin lo pada ga sadar tapi bener kok, elo semua perlu gue ucapin terima-kasih. Thanks guys!

Terakhir, terima kasih untuk gank Mahacitra. Gue baru ngerasain kerja yang betul - betul nyaman dan menyenangkan disini. Badai, Taufan, Janjang, Dedo yang sudah pindah ke Infigo, Ibot, Pak Denny sang kepala suku, Pak Kirno, Pak Paijo, Pak Anto dan pastinya si Kuning kucing kacrut yang setia menjajah kantor. Pokoke banyak ilmu, wawasan dan cerita seru dari keluarga kecil ini.



Buat teman - teman yang ngga kesebut namanya, maaf ya, soale kapasitas memory gue terbatas :)

Buat semua yang membaca blog ini, thanks ya sudah mampir, sudah ninggalin komentar maupun jejak di shout box.

Akhir kata, gue mau mengucapkan:
Selamat tahun baru, semoga makin seru, makin cihuy dan makin huha!

Mobil yang lucu.

Lucu, katanya.
Apa yang lucu?, tanyaku.
Mobil itu, harusnya kita beli itu.
Lucu katamu? Mobil kecil itu?
Iya.
Kamu sebetulnya mau beli mobil atau boneka? Kok parameternya karena kelucuan?!

Ini percakapan pagi hari di nagari atas awan antara peri gemblung dan dewa sableng.

Thursday, December 27, 2007

Kidzania belum aman.

Kemarin anakku main ke Kidzania bareng teman - temannya dan dikawal tante dan teman - teman tantenya *thanks ya*.



Setelah gue pulang kantor, tetetoet lah anakku menceritakan pengalaman bermain di tempat itu. Dan yang paling mengejutkan adalah pada saat dia menunjukan gelang merah yang masih terpakai di pergelangan tangannya. Seharusnya gelang ini dilepas pada saat mereka keluar dari area bermain tapi mungkin karena pada saat itu situasinya ramai dan anakku memakai kaos lengan panjang, maka dia terlewati oleh petugas dan tidak dibuka gelangnya.

Setau gue, gelang ini fungsinya sebagai alat locator posisi anak - anak ini. Kok ngga terdeteksi ya? Padahal setelah selesai bermain, mereka ngga langsung keluar karena masih harus antri lift dan sebagainya. Gimana ceritanya kalau anakku keluar dengan orang yang tidak dikenal? Pasti bakal jadi masalah tuh.

Gue siy sudah niat bakal mengembalikan gelang ini tapi tidak dalam waktu dekat karena gue masih kerja dan katanya Kidzania masih mbludak karena sedang musim libur. Mungkin akhir tahun ini atau tahun depan gue baru bisa kesana untuk sekalian ketemu dengan pihak pengelola tempat bermain itu, ya sekedar melaporkan kejadian ini supaya tidak terjadi hal - hal negatif terhadap anak lain. Semoga mereka tidak mempersulit niat baik gue.

Fungsi, gengsi, basi.

Mobil itu, sesuai ide awalnya, adalah untuk memudahkan manusia berpindah dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Tentunya lebih mudah bergerak dari titik A ke titik B jika menggunakan alat bantu.

Sejak jaman masih menggunakan mobil pemberian orangtua pun gue selalu menggunakan ide dasar itu. Makanya, pada saat melakukan modifikasi pun gue lebih suka merombak mesin daripada exterior dan interior. Karena dengan dapur pacu yang mumpuni, gue akan bisa menempuh suatu perjalanan dalam waktu yang relatif lebih singkat.

Mungkin karena jaman yang sudah berubah, atau manusianya yang berubah?, fungsi mobil sebagai alat transportasi mulai bergeser menjadi alat pengukur tingkat kemakmuran. Paling tidak ini terjadi pada sebagian orang di strata sosial tertentu. Terserahlah, itu hak tiap orang.

Kalau bagi gue, cukup gue sendiri yang tau isi rekening gue. Tak perlulah orang lain tau.

Wednesday, December 26, 2007

Bangganya gue.

Senangnya terima raport anakku. Dia pasti belum sadar kalo ini peristiwa bersejarah. Ini kan raport pertama dia. Atau gue yang terlalu sentimentil? Soalnya buat gue ini termasuk langkah besar dari hidup gue. Iyalah, siapa yang sangka kalo gue yang dulu badung mampus ternyata bisa mendidik anak, pastinya bareng pasangan hidup gue lah. Dan pastinya andil pasangan hidup gue itu besar banget. Ya walaupun kita berdua sama - sama suka berbuat gemblung tapi sebagai pasangan ternyata kami ini bole juga. Seperti kamu bilang Di, we'll survive together.

Kalau dibandingin sama raport gue pas kelas satu SD dulu, raport anakku ini jauh lebih baik. Soalnya dulu di raport gue ada angka merah. Edan ga tuh? Kelas satu SD sudah ada angka merah! Pelajaran bahasa daerah pastinya. Ya gimana dong? Lha gue selama SD ngga pernah tinggal di kota yang sama. Aih, alasan doang lah itu hehehe.

Lebih detailnya, selama SD gue pindah 7 kota, 4 provinsi dan 2 negara. Masih ada yang berpikir kalau jadi anak tentara itu enak? Pasti enak dong, bisa liat - liat berbagai macam kebudayaan. Mmmm kok jadi ngomongin gue? Balik ke soal anakku, biar aja kalo gue dibilang pamer. Pokoknya ini salah satu bentuk kebanggaan gue buat dia. Gimana ga bangga? Anakku ini urutan teratas untuk pelajaran IPS dan, walaupun sekarang sudah ngga ada sistem ranking, gurunya ngebocorin bahwa anakku ada di ranking 8! Padahal semester kemarin sempat sakit dan dirawat di rumah sakit.

Anakku memang huha! Cihuy!

Mediator si ganteng

Ibuku yang cantik itu memang media penghantar kedatanganku ke dunia. Tentunya dibantu ayahku tapi karena tanggal 22 Desember itu adalah hari ibu, jadi mari kita bahas ibuku aja. Maaf ya pak.

Dengan sabar dan bangga, ibuku melahirkan aku, si bungsu yang merupakan impian-menjadi-kenyataan baginya. Sudah pasti aku ini impian tertingginya. Terbukti setelah melahirkanku, beliau berhenti melahirkan, atau jangan - jangan, orangtuaku kecewa karena setelah melahirkan anak nomer empat kok tetep dapet yang gini - gini aja? Ngga lah, menurut ibuku akulah yang paling cihuy dan huha!

Terlahir dari ibu yang cantik dan ayah yang berwibawa, wajarlah kalau aku menjadi bibit unggul. Ibuku itu individu yang hebat, sabar dan penuh pengertian. Sudah banyak pengalaman dia ngadepin kenakalan ku, sudah banyak petuahnya yang membuat aku selamat dari bahaya. Pokoknya beliau itu ibu yang sangat mengayomi dan rajin sms.

Khusus untuk soal sms, posisiku sedikit terancam. Aku yakin suatu saat nanti, pada saat anakku sudah punya handphone, sms - sms ibu ke hapeku bakal berhenti dan langsung ke hape anakku. Huh.

Bu, belajarlah ngenet biar bisa baca blogku. Siapa tau ibu bisa tersentuh setelah baca ini dan menaikan posisiku jadi anak pertama. Hih, susahnya jadi anak bungsu.

Ah sudahlah, walaupun telat, aku mau ucapkan Selamat Hari Ibu!!

Wednesday, December 19, 2007

Air

Disamping oksigen, air itu adalah hal yang selalu dicari oleh mahluk hidup. Sayangnya, karena manusia sudah jarang memperhatikan lingkungan, sekarang ini air sering jadi masalah. Entah itu banjir ataupun kekeringan. Memang ada beberapa daerah yang secara geografis memiliki masalah ketersediaan air seperti Kabupaten Gunung Kidul. Bagi daerah seperti ini, bisa mendapatkan sedikit air adalah suatu berkah yang besar dari Sang Penguasa Alam. Mereka akan sangat menghargai berkah itu.

Bandingkan dengan orang yang bekerja di sebuah kantor yang terletak di daerah bisnis yang sibuk. Bisa jadi beberapa dari mereka bersyukur kepada office boy untuk urusan air ini. Padahal para anak kantor ini hanya kepanjangan tangan dari sebuah perjalanan (yang memang sudah) panjang untuk setetes air. Masih ingat pelajaran pengetahuan alam di sekolah dasar dulu? Tentang bagaimana proses hujan yang kemudian tertangkap dan tertampung di perut bumi oleh hutan yang (dulu) lebat? Sebuah perjalanan yang panjang bagi setetes air.

Saat ini, manusia mencoba memperbaiki alam agar semua laku hidup bisa berjalan dengan baik. Tidak hanya air, bahkan perubahan iklimpun dibuatkan pertemuan akbar. Sayangnya pada saat bicara tentang alam yang sudah jelas milik Sang Pencipta, masih juga diselipkan masalah politis yang sudah pasti milik manusia. Tentunya ini membuat tidak alaminya sebuah urusan alam.

Semoga kita manusia mampu berbuat sesuatu untuk memperbaiki kondisi lingkungan. Tidak perlu seorang ibu negara atau pakar lingkungan yang berbuat, (seharusnya) kitapun mampu.

Kucing di dalam (mesin) zebra

Bukan becanda lho. Ini kejadian serius soal kucing nyasar. Sudah tiga kali kejadian di rumah. Pertama kelindes ban mobil istri. Kedua, "numpang" jalan - jalan di ruang mesin mobil istri gue dan ketiga, giliran mobil gue deh pagi ini.




Setelah beberapa kali percobaan melepaskan kucing ini dari jepitan belt dan puli gagal total, akhirnya gue (terpaksa) ambil cara yang "jahat" yaitu dengan menyalakan mesin mobil. Sebelum gue nyalain mesin, bagian badan si kucing yang terjepit ini gue lumuri minyak goreng. Tadinya mau pakai oli mesin karena tingkat pelumasan yang lebih cihuy tapi karena takut bisa bikin karet getas, akhirnya gue pakai minyak goreng cap bimoli. Itupun sekedarnya aja, pokoknya asal badan si kucing licin. Sempat juga kepikiran mau sekalian ngelulurin seluruh badan si kucing pake virgin coconut oil, tapi kok kayaknya berlebihan ya?




Nah setelah selesai melumuri, gue berdoa, menutup dua telinga dengan lengan kiri dan memutar kunci kontak dengan tangan kanan. Untungnya si kucing ga bisa gantian motret gue, itu pasti ekspresi tertolol gue dalam soal menyalakan mesin sepanjang hidup.

Waktu mesin hidup, sempat kedengeran suara ngoeeeng! Tapi setelah itu gue sempat liat dari kaca spion, si kucing lari dari kolong mobil. Alhamdulillah.

Monday, December 17, 2007

Rencana liburan (yang belum tentu jadi)

Sial, lagi - lagi gue jadi korban sifat impulsive gue sendiri. Ceritanya ada beberapa orang yang nanya rencana liburan gue. Ya gue jawab mungkin jalan berdua sama anakku keliling Jawa naik mobil gue. Gak gue sangka ada beberapa orang yang menanggapi dengan serius. Beberapa inti tanggapannya seperti ini:

1. Kok ngga bareng istri? liburan kok malah pisah - pisah.
2. Gila kali lo? kalo ada apa - apa dijalan gimana?

Aduh, nyesel juga gue koar - koar tentang rencana liburan yang bahkan belum gue omongin ke anakku dan juga istri gue. Cuma karena sifat gue itu makanya gue dengan santai menjawab polos apa adanya. Serius, gue ngga kepikiran macem - macem soal liburan ini. Alasan gue mau jalan cuma sama anak, karena kantor istri gue katanya ngga ada libur bersama dan kalo soal ada apa - apa di jalan, ya gue pasti bakal berhati - hati di jalan dong. Masa gue bakal ugal - ugalan di jalanan? Dan yang pasti, jangan berdoa supaya ada kejadian negatif lah. Harusnya doain gue (kalopun jadi) selama perjalanan liburan itu. Seandainya jadi berangkat, ini bakal jadi liburan pertama gue dan anakku. Karena selama ini gue blom mampu liburan bareng dia karena berbagai sebab. Makanya gue pengen banget ini bakal jadi petualangan dan pengalaman yang seru buat gue berdua.

Seharusnya kalo ada yang tanya soal rencana liburan, gue jawab aja blom tau. Aman. Ini sama aja dengan masalah tanggapan gue soal berita penayangan suatu program di tv (yang katanya bisa bikin heboh,ternyata ngga) hari sabtu kemaren. Itu juga harusnya gue diem - diem aja. Lha wong nyatanya hari sabtu itu gue juga ngga nonton tv sama sekali.

Sebetulnya gue nanggepinnya juga ngga heboh - heboh amat. Malah menurut gue sangat netral. Mungkin karena bahasa tulisan yang sangat bias, atau juga memang gue salah menulis. Ya intinya, mending gue diem aja lah kalo emang ga penting - penting amat.

Thamrin - Sudirman

Ini episode terakir dari hasil plesiran tempo doeloe yang temanya Arsitektur Kebangsaan. Ceritanya hari sabtu itu kita melintasi jalan utama Jakarta sekaligus foto - foto di bunderan HI dan patung Pemuda dan pastinya sambil dengerin ulasannya mas Yuda. Berhubung udah agak lama jalan - jalannya dan males liat catetan tapi terlanjur sakblog, jadi tulisannya bakal ngga berurutan neh.


Pemberian nama jalan Thamrin itu karena rasa terima kasih bung Karno kepada Husni Thamrin atas jasa beliau yang sudah menolong Bung Karno pada masa pengasingan dulu. Di sepanjang jalan Thamrin ini ada beberapa gedung yang merupakan hasil dari investasi orang Jepang. Iya, jaman Dewi Sukarno banyak orang Jepang yang mendekat ke Sukarno. Salah satu gedung itu adalah Wisma Nusantara yang juga merupakan experimen Jepang dalam hal konstruksi tahan gempa. Setelah sukses mengelinci-percobaankan gedung di Indonesia ini, baru kemudian konstruksi ini diterapkan di berbagai negara.


Pas kita ngelewatin gedung Sarinah yang namanya diambil dari nama pengasuh Bung Karno, kita dapet cerita bahwa di tahun 1968 pada saat gedung itu diresmikan, banyak orang yang rebutan naik lift.


Di jalan Thamrin ini ada Tugu Selamat Datang yang menghadap ke utara, patung ini sengaja dibuat untuk menyambut para turis yang datang dari arah bandara Kemayoran dan pelabuhan Tanjung Priok. Kalau sekarang, patung hape Samsung SGH 500 (?) yang menyambut pendatang dari arah bandara Soekarno - Hatta hehehe.


Pas kita di bunderan HI ini, kita barengan sama orang - orang yang sedang orasi hari AIDS dan ada mba Lativi yang cantik yang sedang menginterview orang. Btw, lativi kayaknya bakal ganti nama menjadi tv one ya? Aih, ga penting. Eh sekedar info (yang belum tentu benar), kalo nyebrang di Thamrin sebaiknya bawa gerobak. Soalnya hanya orang yang membawa gerobak yang bole nyebrang, selebihnya harus lewat jembatan penyeberangan.

Yak lanjut ke jalan Sudirman, jalanan ini tadinya adalah semacam jalan arteri yang menghubungkan pusat kota ke kota satelit Kebayoran. Yup, kota satelit Kebayoran! Dulu pada jaman Belanda (lagi - lagi kalo ngga salah lho) Kebayoran memang dirancang sebagai kota satelit untuk menampung 65.000 - 100.000 jiwa lengkap dengan sarana sekolahan dan makam. Ini yang hebat. Developer sekarang cuma bikin kota dengan rumah - rumah tanpa areal pemakaman. Kebayoran ini sengaja dipilih karena lokasinya yang paling ideal dari segi geografis, pantesan Kemang banjir mulu ya? Wong memang daerah rendah. Nah, gedung CSW yang kita kenal sekarang itu tadinya kantornya pengelola pengembangan Kota Satelit Kebayoran.

Di ruas Thamrin - Sudirman ini ada jembatan Semanggi yang jadi titik pertemuan antara ruas jalan ini dan ruas outer ring road Gatot Subroto - S. Parman. Pematung patung Dirgantara atau patung Pancoran di ruas Gatot Subroto - S. Parman itu sampai sekarang belum dibayar lho. Astaghfirullah, kasian bener bapak itu.

Kembali ke jalan Sudirman, di ujung jalan ini ada patung pengantar pizza eh patung Pemuda yang, konon katanya, mukanya mirip Ibnu Sutowo karena dulu Pertamina adalah penyumbang dalam proyek pembuatan patung itu.


Sebetulnya banyak banget cerita seru dari mas Yuda yang out of topic pada saat jalan - jalan ini tapi daripada menimbulkan pro dan kontra mending ngga semua gue ceritain :)
Ada juga pertanyaan mas Yuda yang cukup menarik, kenapa nama Sukarno dan Hatta ngga pernah dipakai secara terpisah? Entah itu sebagai nama jalan atau nama gedung. Ada yang punya jawabannya?

Dan di era moderen inipun kita sudah punya tugu yang fenomenal secara jumlah dan juga secara cerita yang melatar belakangi pembuatannya, yaitu, monumen monorel.


Friday, December 14, 2007

Suku, agama, bahasa dan perbedaan semu lainnya.

Rupanya minggu ini jadi minggu serius buat gue. Segala macam kejadian gue tanggepin secara serius. Termasuk pada saat browsing, gue lebih sering ketemu dengan topik serius dibanding yang ringan - ringan. Sialnya, gue terdorong untuk menanggapi. Ampun! Makin hari, kebiasaan blogging ini jadi seperti sakaw (walaupun sebetulnya gue belum pernah sakaw, sok tau ya gue) mungkin namanya sakblog.

Hari ini, topik yang gue baca itu cenderung jenis berita yang terkotak - kotak. Ini istilah gue sendiri karena gue ngga tau istilah yang betul tuh apa. Berita yang terkotak - kotak itu menurut gue adalah berita tentang perlakuan tidak adil oleh satu pihak terhadap pihak lain dalam berbagai kemasan. Ada yang dalam kemasan agama, sosial, ekonomi bahkan budaya. Lebih parah lagi, ada beberapa berita yang ditulis secara sepihak.

Seperti biasa, berita - berita itu mendapat berbagai tanggapan dari pembacanya. Sebetulnya masih perlu ngga sih kita dapat berita seperti itu? Gue bukannya ingin menyederhanakan hidup, hanya saja, kita diberi kemampuan untuk berpikir dan bertindak rasional oleh pencipta kita bukan tanpa suatu alasan. Ok lah, mungkin memang ada orang yang sejak kecil sudah dengan sengaja didoktrin untuk berbuat dan berpikir tentang hal - hal yang negatif tapi gue yakin jumlahnya sangat sedikit. Sedangkan bagi kita yang dengan tidak sengaja terdoktrin, harusnya mampu untuk membuat perubahan dalam diri dan belajar membuka diri untuk keluar dari kotak - kotak semu itu tanpa harus menghilangkan ciri kita masing - masing.

Memang betul bahwa agama dan suku itu adalah hal yang pasti tapi tak nanti kita jadi terkelompokan menurut agama dan sukunya masing - masing, itu yang gue maksud dengan semu (kadang kalau lagi disuruh mimpin doa, gue pengen bilang "Mari kita berdoa menurut ide masing - masing" boleh gak siy?).

Nah dengan membuka diri, harusnya kita bisa menghilangkan ego dan bisa meredam sekaligus menyelesaikan masalah dengan baik. Kayaknya kita ngga perlu menanggapi suatu masalah yang sensitif dengan cara yang bombastis. Apalagi kalo sudah soal agama, rasanya orang yang paling malas beribadahpun bisa jadi fanatik dalam waktu sekejap.

Ini ada contoh pengkotakan masalah. Suatu hari gue ngobrol di Plaza Senayan dengan beberapa orang tentara, bahasannya (sudah pasti) seputar TNI. Waktu itu Panglima TNI baru saja dijabat oleh orang yang bukan dari TNI AD dan salah satu pak tentara ini bilang bahwa ngga pantes jabatan Panglima TNI dijabat oleh seorang yang bukan dari angkatan darat karena, menurut dia, angkatan darat itu memiliki jumlah personil terbesar yang berarti AD adalah kaum mayoritas. Setelah ngobrol panjang lebar akhirnya kita sepakat bahwa seorang pemimpin itu tidak harus datang dari golongan mayoritas tapi haruslah seorang yang memiliki visi, kemampuan dan pengalaman yang baik, apapun golongannya. Hari itu gue senang, senang karena ngga digebukin gara - gara berbeda pendapat sama seorang tentara (nha! ini juga contoh pikiran yang terkotak - kotak. Ngga semua tentara itu tukang gebuk!)

Mungkin kita harusnya merayakan hari Sumpah Pemuda setiap minggu kali ya? Supaya kita bisa ingat terus dengan janji persatuan itu, supaya kita ngga ngeributin tentang pemimpin daerah yang harus asli putra daerah, supaya kita ngga mengharuskan bahwa ketua partai harus jadi calon presiden tunggal dari partai itu, supaya kita ngga kehilangan pulau lagi, supaya kita ngga saling serobot jalur di jalan raya dan pastinya supaya kita bisa semakin maju dan semakin bangga dengan ke-Indonesiaan kita.

Ngga, gue ngga bermaksud menggurui. Kalaupun terkesan seperti itu, itu cuma karena gue ngga pinter bertutur. Tulisan ini murni karena rasa sakblog itu tadi *huh*

Cara sukses untuk mingling.

Tadi baru baca artikel Mingle Bells: The 5 Do's of Picking up at a Party. Artikelnya bagus, sayangnya point ke 5 agak susah buat tipe orang kayak gue yang cenderung pendiam di dunia nyata. Jangankan disuruh approach, lha kalo sudah didalam grup yang lagi ngobrol aja gue suka susah njeplak (baca: ikutan ngobrol).

Sampai suatu hari gue menemukan metode yang sudah gue uji, kelinci percobaannya ya gue sendiri lah, dan cukup berhasil. Minimal berhasil membuat gue berani mendekati orang - orang yang lagi ngobrol, urusan bisa ikut ngobrol atau ngga mah urusan belakangan lah.

Cara gue cukup sederhana. Dengan membayangkan orang - orang itu sebagai makanan favorit, akhirnya gue jadi bernafsu mendekat. Nah supaya ngga bosen, gue selalu bikin variasi jenis makanan. Misalnya kelompok A gue bayangkan sebagai sate padang, kelompok B bebek goreng, kelompok C es kelapa muda dan seterusnya. Hasilnya? Makin gendut lah gue.

Thursday, December 13, 2007

Nama yang sama.

Barusan main ke blog Dahlia, ternyata di shout box-nya nemu nama Ragil juga. Memang, Ragil itu nama andalan bagi orang - orang yang handal :P. Sebetulnya arti dari ragil itu adalah bungsu. Sayangnya sejak jaman sekolah dasar, banyak yang suka manjangin jadi rada gila. Trus gue jadi minder gara - gara dicela kayak gitu? Pastinya ngga dong. Gue bilang, ragil itu raja gila. Terbukti pas di SMA banyak temen gue yang ikut - ikutan gila. Sedapnya jadi role model bwhakakakak.

Wednesday, December 12, 2007

Michael Schumacher ngebut pakai taxi.

Untuk ngilangin suntuk, gue browsing dan ngeliat artikel tentang Schumi yang lagi ngebut pakai taxi di German. Dari artikel itu bisa dibaca perasaan kagum sopir taxinya. Dia sangat kagum dengan cara Schumi mengemudikan taxi ditengah keramaian lalu lintas *atau karena dapet tip 100 euros?*.

Kalau soal jagoan nyetir dijalanan mah harusnya Pak Yilmaz itu main ke Jakarta dan naik angkot di Kali Malang. Pasti lebih kagum lagi.

Ganti aja sekalian nama negaranya.

Suka merhatiin rambu busway atau mobil polisi warna oranye dan bertuliskan POLICE yang suka parkir di depan kedutaan - kedutaan itu? Setidaknya dua hal itu yang suka gue liat dijalanan ibukota. Trus gue jadi mikir, apa emang perlu pakai bahasa Inggris? Kenapa ngga ditulis Khusus Bis Transjakarta? Untuk mobil polisi ya pakai aja warna dan atribut standar mobil kepolisian. Kenapa harus ganti? Atau gue yang ketinggalan berita tentang peraturan baru? Atau memang berhubungan dengan perubahan pelayanan? Kita tau soal transjakarta, layanan bis yang terlanjur akrab disebut busway ini memang beda pelayanannya dibanding bis lainnya. Terus mobil polisi itu apa juga beda dalam pelayanan? Kalau emang gitu, nama Indonesia diganti aja sekalian.

Bukan bermaksud sarkastik tapi liat aja Ho Chi Minh City ibukotanya Vietnam, sekarang mulai terlihat hebat dibanding pada saat memakai nama Saigon. Vietnam pun mulai unjuk gigi, minimal di ajang Sea Games lah. Sementara ini mereka bisa di nomer 2 klasemen , apalagi kalau mereka ganti nama negaranya sekalian?

Daripada sekedar (mau) mencontoh metode negeri asing dan gagal, mending sekalian aja ganti nama. Sudah ada yang bisa dijadiin contoh gagal tuh. Liat aja PSSI, tim-nya dikirim ke Argentina tapi tetep aja gagal di Sea Games. Kepemimpinannya juga mau mencontoh metode mafia Amerika jaman dulu. Masih inget Al Capone yang sempat sukses menjalankan organisasinya dari dalam penjara? Itu yang sekarang mau ditiru pemimpin PSSI dan gagal.

Aih, ada apa dengan gue hari ini? Kok jelek banget mood-nya.

Kerja ini kadang tak ada logika.

Bukannya mau mlesetin lagunya agnes monica tapi ini terinspirasi sama kejadian dua orang temen gue yang baru ketendang dari kantornya. Sengaja gue pakai kata ketendang, soalnya blom nemu kata yang tepat. Ceritanya temen - temen gue itu dapet surat pemberitahuan pemberhentian dari kerja dalam waktu yang sangat singkat. Ya gue ngga tau deh soal aturan - aturan kayak gitu tapi menurut gue, kalo soal etika mah ngga harus pake aturan. Ya dikira - kira aja sendiri, etis ngga memberhentikan karyawan tanpa ngasih kesempatan karyawannya bersiap - siap? Minimal siap - siap untuk cari - cari pekerjaan baru. Lha kita aja (kata yang pada kerja di kantoran) kalo mau resign kudu kasih pemberitauan ke perusahaan minimal 1 bulan sebelumnya. Supaya si perusahaan itu bisa cari pengganti kita.

Ternyata perusahaan penerbangan itu ngga hanya buruk diluar tapi ngga asik juga di internal. Ya semoga kalian bisa cepet dapet kerjaan baru yang lebih baik.

N.B:
Kalo boss - boss PR-nya baru diberhentikan trus siapa yang ngadepin wartawan ngejawab soal pilotnya yang barusan ketangkep basah lagi grepe - grepe pramugari?
Untuk oknum - oknum pilot sedunia, eh pake bahasa Inggris ah biar keren. For those jerk ass pilots all over the world, please don't put shame in the cockpit area. People call it a COCKPIT for a great reason...not a "cock pit"

Wednesday, December 5, 2007

Leadership seminar.

Beberapa hari yang lalu gue dapet sms dari temen yang jarang banget sms. Dulupun kenalnya cuma selintas dari temen yang lain. Isinya nawarin tiket leadership seminar. Aduh gue tau banget deh kalo itu seminarnya network 21 a.k.a amway. Ternyata modus operandinya masih sama, ngundang orang tanpa menyebut amway. Hehehe karena gue IBO makanya gue tau banget. Dulu gue sempat aktif tapi terus quit karena emang ga sanggup ngejalaninnya. Dulu waktu diajak join siy gue mau aja, lha gue kan ga pernah nolak income.

Dulu apa aja gue jalanin selama halal. Ya jadi IBO Amway, ya jadi produsernya Ungu, ya punya event organizer pokoknya apa aja yang ngehasilin duit lah. Pernah ada yang bilang, kalo kerja itu yang fokus gil jangan semuanya dijalanin bareng. Lho!? gue fokus kok. Fokusnya menghasilkan income. Gak salah dong? Sekarang siy gue sudah diam di production house karena ternyata gue cinta sama kerjaannya.

Ya intinya buat teman - teman lama gue, hemat pulsa lo deh. Gak usah nelpon atau sms gue soal network 21, soale gue masih terdaftar walaupun kategori B. Jadi ya gak bisa lo prospek bukan?

Eh kok gue berkhayal temen lama gue baca blog gue ya? Aduh kalo emang pada baca tolong tinggalin comment atau nyeletuk di shoutbox ya. Biar gue ngga buang - buang pulsa nge-sms lo semua tentang blog gue ini.

Lho kok??

Monday, December 3, 2007

Tugu Nasional

Ini hasil plesiran tempo doeloe bareng Sahabat Museum yang di kepala sukui oleh Adep. Sudah pasti seru. Apalagi tema kali ini adalah Arsitektur Kebangsaan. Jadi ceritanya (soedah pasti) seputar sejarah dan juga komentar - komentar dari Mas Bambang Eryudhawan a.k.a Mas Yuda yang berhubungan dengan gaya arsitektur gedung - gedung itu. Sayangnya gue lupa latar belakang Mas Yuda, maklum deh memori terbatas, tapi pokoknya dia paham banget lah sama yang dia omongin. Gue curiga jangan - jangan dia itu time traveler. Haiyah mulai ngayal lagi deh.

Saking banyaknya info yang gue terima hari itu, terpaksa tulisannya gue bagi jadi beberapa episode. Episode ini soal Tugu Nasional. Foto - foto (yang sedikit itu) ada disini tapi karena digital camera gue rusak mendadak, jadi terpaksa pakai kamera hand phone. Hasilnya ya gitu lah.


Konon katanya, pembangunan kawasan MONAS ini terpikir oleh Bung Karno setelah beliau kembali dari India. Dulunya di kawasan ini bakal ada gedung opera, gedung theater, museum - museum dan Tugu Nasional. Pokoknya bakal jadi landmark kebanggaan bangsa Indonesia yang baru merdeka sekaligus juga bagian dari kampanye melupakan masa kolonial. Tugu Nasional, yang saat ini sudah salah kaprah dengan istilah Tugu Monas, awalnya diusulkan oleh Sarwoko yang masa itu menyebutkan tinggi 45 meter untuk Tugu Nasional. Bung Karno menolak, karena menurut beliau 45 meter itu kurang dahsyat *ini bahasa gue siy*. Akhirnya disepakati angka 132 meter untuk ketinggian tugu. Itupun sekarang ini sudah tenggelam sama gedung - gedung sekitar. Gimana kalau jadi 45 meter?

Ada cerita menarik soal pembangunan tugu ini. Dulu pembangunannya berbarengan dengan masjid Istiqlal tapi prioritas Bung Karno adalah Tugu Nasional. Waktu itu ada yang menanyakan soal itu dan dijawab oleh Bung Karno seandainya dia sudah tidak jadi Presiden, pasti akan ada yang melanjutkan pembangunan masjid tapi kalau tugu yang terlantar, belum tentu penerus Bung Karno akan melanjutkan proyeknya. Masuk akal juga dan terbukti sampai saat ini kita ngga pernah (mampu) membuat proyek - proyek seperti itu.

Mungkin ada yang bilang gak penting. Tapi coba liat deh, Amerika punya Liberty, Perancis punya Eiffel dan yang terbaru di sebelah kita adalah Malaysia dengan menara kembarnya. Gedung - gedung itu bukan hanya jadi simbol kebanggaan tapi juga ikon wisata yang menarik bagi turis asing. Lha kita merawat yang ada aja susah, sekalinya merawat malah salah kaprah. Kalau menurut mas Yuda, dari sisi arsitektur atau landscape *atau moral ya mas?*, penempatan bunga bangkai palsu disekeliling Tugu Nasional itu sangat tidak cocok. Itu lebih cocok untuk taman Suropati atau taman Menteng, pokoknya taman yang bisa buat foto bareng teletubbies lah. Gue setuju, karena menurut gue bunga buatan gak seharusnya ada di tempat yang melambangkan sejarah perjuangan. Menurut cerita, taman bunga bangkai ini sumbangan PT. Gudang Garam dengan biaya puluhan milyar dan bakal terlihat indah kalau dilihat dari atas.

Haiyah, apa target turis kita itu sebangsa Superman?

Stadion Utama Gelora Bung Karno

Ini salah satu hasil dari permainan Bung Karno di jaman perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika. Di masa itu kita mencalonkan diri untuk jadi toean roemah Asian Games 1962, sayangnya saat itu Indonesia gak punya stadion yang bertaraf internasional dan untuk ngebangunpun sudah pasti kita ngga punya uangnya. Akhirnya dari hasil cuap - cuap ke Rusia, mengucurlah dana 12,5 juta US Dollar untuk pembangunan stadion. Kemudian dari hasil blah - blah - blah ke Amerika, kita jadi punya dana untuk membangun ruas jalan Gatot Subroto - S. Parman dan juga jembatan Semanggi.

Buat gue serunya ikutan plesiran tempo doeloe-nya Sahabat Museum selain bisa masuk ke dalam area stadion, gue juga jadi lebih paham sejarah Jakarta seputar tahun 1962. Ini gara - gara gue jadi niat browsing ke link ini dan ini. Foto selengkapnya di sini.






Kenapa ngga bikin BatMus dari jaman SD siy Dep? :D

Hati - hati dengan PIN anda.

Betul itu. Apalagi kalau PIN kartu ATM anda menggunakan tanggal lahir orang yang "tersembunyi". Bakal bahaya jika dalam keadaan emergency anda harus minta tolong pasangan anda mengambilkan uang dari ATM. Hmmm bisa timbul pertanyaan.

Ini sama bahayanya dengan mengigau pakai kata - kata mesra dan menggunakan bahasa Inggris pula, emang situ lagi suka bobo sama guru EF ya? weeqeqeqeqekh