Friday, December 28, 2007

Resolusi. Apa? Revolusi? Oooo reproduksi...

Kenapa tiap akhir taun gue selalu ditanya soal resolusi? Gue lebih suka mikirin hasil perbuatan gue selama setaun ini daripada ngomongin apa yang bakal gue kerjain di tahun yang akan datang. Karena gue ngerasa, gue bukan perusahaan publik yang harus membuka visi dan misi masa kerja di tahun yang akan datang.

Nah untuk tahun 2007 ini gue mau bikin daftar thanks to. Ya biar kayak grup band yang baru ngeluarin album baru gitu deh :)

Khusus untuk Allah S.W.T, keluarga besar dan keluarga kecil gue, ucapan terima kasihnya ngga akan melalui blog ini. Karena terlalu gede rasa terima kasih gue buat yang gue sebut diatas, ngga akan cukup kalau gue tulis.

Dan inilah daftar thanks to gue:
Gerombolan Camp Brawijaya dan Vhampires, thanks ya selama ini kita masih bisa blawoeran bareng hehehe. Terutama buat Iwan captain chief-nya Brawijaya yang masih setia nampung gerombolan cihuy ini. Budhien a.k.a E.T yang masih suka ngebantu gue walaupun sudah mangkal di Tunis dan juga anggota gerombolan lain yang pastinya ngga bisa gue sebutin semua saking banyaknya pengalaman kita selama setaun ini.

Terus buat Iis, si peri kecil, yang banyak nolong gue dan juga berbagi ilmu serta cerita seru. Denok, si peri (yang dulu) kecil, yang sampai sekarang masih suka jadi korban curhat gue hahaha thanks girls!

Terus ada juga Andru, Lina, Ica, Nining DC, Cil, Tommy, Kiki Simon, Nungky dan banyak lagi deh. Pokoknya kalian semua pernah berbuat sesuatu yang menambah wawasan gue, walaupun gue yakin lo pada ga sadar tapi bener kok, elo semua perlu gue ucapin terima-kasih. Thanks guys!

Terakhir, terima kasih untuk gank Mahacitra. Gue baru ngerasain kerja yang betul - betul nyaman dan menyenangkan disini. Badai, Taufan, Janjang, Dedo yang sudah pindah ke Infigo, Ibot, Pak Denny sang kepala suku, Pak Kirno, Pak Paijo, Pak Anto dan pastinya si Kuning kucing kacrut yang setia menjajah kantor. Pokoke banyak ilmu, wawasan dan cerita seru dari keluarga kecil ini.



Buat teman - teman yang ngga kesebut namanya, maaf ya, soale kapasitas memory gue terbatas :)

Buat semua yang membaca blog ini, thanks ya sudah mampir, sudah ninggalin komentar maupun jejak di shout box.

Akhir kata, gue mau mengucapkan:
Selamat tahun baru, semoga makin seru, makin cihuy dan makin huha!

Mobil yang lucu.

Lucu, katanya.
Apa yang lucu?, tanyaku.
Mobil itu, harusnya kita beli itu.
Lucu katamu? Mobil kecil itu?
Iya.
Kamu sebetulnya mau beli mobil atau boneka? Kok parameternya karena kelucuan?!

Ini percakapan pagi hari di nagari atas awan antara peri gemblung dan dewa sableng.

Thursday, December 27, 2007

Kidzania belum aman.

Kemarin anakku main ke Kidzania bareng teman - temannya dan dikawal tante dan teman - teman tantenya *thanks ya*.



Setelah gue pulang kantor, tetetoet lah anakku menceritakan pengalaman bermain di tempat itu. Dan yang paling mengejutkan adalah pada saat dia menunjukan gelang merah yang masih terpakai di pergelangan tangannya. Seharusnya gelang ini dilepas pada saat mereka keluar dari area bermain tapi mungkin karena pada saat itu situasinya ramai dan anakku memakai kaos lengan panjang, maka dia terlewati oleh petugas dan tidak dibuka gelangnya.

Setau gue, gelang ini fungsinya sebagai alat locator posisi anak - anak ini. Kok ngga terdeteksi ya? Padahal setelah selesai bermain, mereka ngga langsung keluar karena masih harus antri lift dan sebagainya. Gimana ceritanya kalau anakku keluar dengan orang yang tidak dikenal? Pasti bakal jadi masalah tuh.

Gue siy sudah niat bakal mengembalikan gelang ini tapi tidak dalam waktu dekat karena gue masih kerja dan katanya Kidzania masih mbludak karena sedang musim libur. Mungkin akhir tahun ini atau tahun depan gue baru bisa kesana untuk sekalian ketemu dengan pihak pengelola tempat bermain itu, ya sekedar melaporkan kejadian ini supaya tidak terjadi hal - hal negatif terhadap anak lain. Semoga mereka tidak mempersulit niat baik gue.

Fungsi, gengsi, basi.

Mobil itu, sesuai ide awalnya, adalah untuk memudahkan manusia berpindah dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Tentunya lebih mudah bergerak dari titik A ke titik B jika menggunakan alat bantu.

Sejak jaman masih menggunakan mobil pemberian orangtua pun gue selalu menggunakan ide dasar itu. Makanya, pada saat melakukan modifikasi pun gue lebih suka merombak mesin daripada exterior dan interior. Karena dengan dapur pacu yang mumpuni, gue akan bisa menempuh suatu perjalanan dalam waktu yang relatif lebih singkat.

Mungkin karena jaman yang sudah berubah, atau manusianya yang berubah?, fungsi mobil sebagai alat transportasi mulai bergeser menjadi alat pengukur tingkat kemakmuran. Paling tidak ini terjadi pada sebagian orang di strata sosial tertentu. Terserahlah, itu hak tiap orang.

Kalau bagi gue, cukup gue sendiri yang tau isi rekening gue. Tak perlulah orang lain tau.

Wednesday, December 26, 2007

Bangganya gue.

Senangnya terima raport anakku. Dia pasti belum sadar kalo ini peristiwa bersejarah. Ini kan raport pertama dia. Atau gue yang terlalu sentimentil? Soalnya buat gue ini termasuk langkah besar dari hidup gue. Iyalah, siapa yang sangka kalo gue yang dulu badung mampus ternyata bisa mendidik anak, pastinya bareng pasangan hidup gue lah. Dan pastinya andil pasangan hidup gue itu besar banget. Ya walaupun kita berdua sama - sama suka berbuat gemblung tapi sebagai pasangan ternyata kami ini bole juga. Seperti kamu bilang Di, we'll survive together.

Kalau dibandingin sama raport gue pas kelas satu SD dulu, raport anakku ini jauh lebih baik. Soalnya dulu di raport gue ada angka merah. Edan ga tuh? Kelas satu SD sudah ada angka merah! Pelajaran bahasa daerah pastinya. Ya gimana dong? Lha gue selama SD ngga pernah tinggal di kota yang sama. Aih, alasan doang lah itu hehehe.

Lebih detailnya, selama SD gue pindah 7 kota, 4 provinsi dan 2 negara. Masih ada yang berpikir kalau jadi anak tentara itu enak? Pasti enak dong, bisa liat - liat berbagai macam kebudayaan. Mmmm kok jadi ngomongin gue? Balik ke soal anakku, biar aja kalo gue dibilang pamer. Pokoknya ini salah satu bentuk kebanggaan gue buat dia. Gimana ga bangga? Anakku ini urutan teratas untuk pelajaran IPS dan, walaupun sekarang sudah ngga ada sistem ranking, gurunya ngebocorin bahwa anakku ada di ranking 8! Padahal semester kemarin sempat sakit dan dirawat di rumah sakit.

Anakku memang huha! Cihuy!

Mediator si ganteng

Ibuku yang cantik itu memang media penghantar kedatanganku ke dunia. Tentunya dibantu ayahku tapi karena tanggal 22 Desember itu adalah hari ibu, jadi mari kita bahas ibuku aja. Maaf ya pak.

Dengan sabar dan bangga, ibuku melahirkan aku, si bungsu yang merupakan impian-menjadi-kenyataan baginya. Sudah pasti aku ini impian tertingginya. Terbukti setelah melahirkanku, beliau berhenti melahirkan, atau jangan - jangan, orangtuaku kecewa karena setelah melahirkan anak nomer empat kok tetep dapet yang gini - gini aja? Ngga lah, menurut ibuku akulah yang paling cihuy dan huha!

Terlahir dari ibu yang cantik dan ayah yang berwibawa, wajarlah kalau aku menjadi bibit unggul. Ibuku itu individu yang hebat, sabar dan penuh pengertian. Sudah banyak pengalaman dia ngadepin kenakalan ku, sudah banyak petuahnya yang membuat aku selamat dari bahaya. Pokoknya beliau itu ibu yang sangat mengayomi dan rajin sms.

Khusus untuk soal sms, posisiku sedikit terancam. Aku yakin suatu saat nanti, pada saat anakku sudah punya handphone, sms - sms ibu ke hapeku bakal berhenti dan langsung ke hape anakku. Huh.

Bu, belajarlah ngenet biar bisa baca blogku. Siapa tau ibu bisa tersentuh setelah baca ini dan menaikan posisiku jadi anak pertama. Hih, susahnya jadi anak bungsu.

Ah sudahlah, walaupun telat, aku mau ucapkan Selamat Hari Ibu!!

Wednesday, December 19, 2007

Air

Disamping oksigen, air itu adalah hal yang selalu dicari oleh mahluk hidup. Sayangnya, karena manusia sudah jarang memperhatikan lingkungan, sekarang ini air sering jadi masalah. Entah itu banjir ataupun kekeringan. Memang ada beberapa daerah yang secara geografis memiliki masalah ketersediaan air seperti Kabupaten Gunung Kidul. Bagi daerah seperti ini, bisa mendapatkan sedikit air adalah suatu berkah yang besar dari Sang Penguasa Alam. Mereka akan sangat menghargai berkah itu.

Bandingkan dengan orang yang bekerja di sebuah kantor yang terletak di daerah bisnis yang sibuk. Bisa jadi beberapa dari mereka bersyukur kepada office boy untuk urusan air ini. Padahal para anak kantor ini hanya kepanjangan tangan dari sebuah perjalanan (yang memang sudah) panjang untuk setetes air. Masih ingat pelajaran pengetahuan alam di sekolah dasar dulu? Tentang bagaimana proses hujan yang kemudian tertangkap dan tertampung di perut bumi oleh hutan yang (dulu) lebat? Sebuah perjalanan yang panjang bagi setetes air.

Saat ini, manusia mencoba memperbaiki alam agar semua laku hidup bisa berjalan dengan baik. Tidak hanya air, bahkan perubahan iklimpun dibuatkan pertemuan akbar. Sayangnya pada saat bicara tentang alam yang sudah jelas milik Sang Pencipta, masih juga diselipkan masalah politis yang sudah pasti milik manusia. Tentunya ini membuat tidak alaminya sebuah urusan alam.

Semoga kita manusia mampu berbuat sesuatu untuk memperbaiki kondisi lingkungan. Tidak perlu seorang ibu negara atau pakar lingkungan yang berbuat, (seharusnya) kitapun mampu.

Kucing di dalam (mesin) zebra

Bukan becanda lho. Ini kejadian serius soal kucing nyasar. Sudah tiga kali kejadian di rumah. Pertama kelindes ban mobil istri. Kedua, "numpang" jalan - jalan di ruang mesin mobil istri gue dan ketiga, giliran mobil gue deh pagi ini.




Setelah beberapa kali percobaan melepaskan kucing ini dari jepitan belt dan puli gagal total, akhirnya gue (terpaksa) ambil cara yang "jahat" yaitu dengan menyalakan mesin mobil. Sebelum gue nyalain mesin, bagian badan si kucing yang terjepit ini gue lumuri minyak goreng. Tadinya mau pakai oli mesin karena tingkat pelumasan yang lebih cihuy tapi karena takut bisa bikin karet getas, akhirnya gue pakai minyak goreng cap bimoli. Itupun sekedarnya aja, pokoknya asal badan si kucing licin. Sempat juga kepikiran mau sekalian ngelulurin seluruh badan si kucing pake virgin coconut oil, tapi kok kayaknya berlebihan ya?




Nah setelah selesai melumuri, gue berdoa, menutup dua telinga dengan lengan kiri dan memutar kunci kontak dengan tangan kanan. Untungnya si kucing ga bisa gantian motret gue, itu pasti ekspresi tertolol gue dalam soal menyalakan mesin sepanjang hidup.

Waktu mesin hidup, sempat kedengeran suara ngoeeeng! Tapi setelah itu gue sempat liat dari kaca spion, si kucing lari dari kolong mobil. Alhamdulillah.

Monday, December 17, 2007

Rencana liburan (yang belum tentu jadi)

Sial, lagi - lagi gue jadi korban sifat impulsive gue sendiri. Ceritanya ada beberapa orang yang nanya rencana liburan gue. Ya gue jawab mungkin jalan berdua sama anakku keliling Jawa naik mobil gue. Gak gue sangka ada beberapa orang yang menanggapi dengan serius. Beberapa inti tanggapannya seperti ini:

1. Kok ngga bareng istri? liburan kok malah pisah - pisah.
2. Gila kali lo? kalo ada apa - apa dijalan gimana?

Aduh, nyesel juga gue koar - koar tentang rencana liburan yang bahkan belum gue omongin ke anakku dan juga istri gue. Cuma karena sifat gue itu makanya gue dengan santai menjawab polos apa adanya. Serius, gue ngga kepikiran macem - macem soal liburan ini. Alasan gue mau jalan cuma sama anak, karena kantor istri gue katanya ngga ada libur bersama dan kalo soal ada apa - apa di jalan, ya gue pasti bakal berhati - hati di jalan dong. Masa gue bakal ugal - ugalan di jalanan? Dan yang pasti, jangan berdoa supaya ada kejadian negatif lah. Harusnya doain gue (kalopun jadi) selama perjalanan liburan itu. Seandainya jadi berangkat, ini bakal jadi liburan pertama gue dan anakku. Karena selama ini gue blom mampu liburan bareng dia karena berbagai sebab. Makanya gue pengen banget ini bakal jadi petualangan dan pengalaman yang seru buat gue berdua.

Seharusnya kalo ada yang tanya soal rencana liburan, gue jawab aja blom tau. Aman. Ini sama aja dengan masalah tanggapan gue soal berita penayangan suatu program di tv (yang katanya bisa bikin heboh,ternyata ngga) hari sabtu kemaren. Itu juga harusnya gue diem - diem aja. Lha wong nyatanya hari sabtu itu gue juga ngga nonton tv sama sekali.

Sebetulnya gue nanggepinnya juga ngga heboh - heboh amat. Malah menurut gue sangat netral. Mungkin karena bahasa tulisan yang sangat bias, atau juga memang gue salah menulis. Ya intinya, mending gue diem aja lah kalo emang ga penting - penting amat.

Thamrin - Sudirman

Ini episode terakir dari hasil plesiran tempo doeloe yang temanya Arsitektur Kebangsaan. Ceritanya hari sabtu itu kita melintasi jalan utama Jakarta sekaligus foto - foto di bunderan HI dan patung Pemuda dan pastinya sambil dengerin ulasannya mas Yuda. Berhubung udah agak lama jalan - jalannya dan males liat catetan tapi terlanjur sakblog, jadi tulisannya bakal ngga berurutan neh.


Pemberian nama jalan Thamrin itu karena rasa terima kasih bung Karno kepada Husni Thamrin atas jasa beliau yang sudah menolong Bung Karno pada masa pengasingan dulu. Di sepanjang jalan Thamrin ini ada beberapa gedung yang merupakan hasil dari investasi orang Jepang. Iya, jaman Dewi Sukarno banyak orang Jepang yang mendekat ke Sukarno. Salah satu gedung itu adalah Wisma Nusantara yang juga merupakan experimen Jepang dalam hal konstruksi tahan gempa. Setelah sukses mengelinci-percobaankan gedung di Indonesia ini, baru kemudian konstruksi ini diterapkan di berbagai negara.


Pas kita ngelewatin gedung Sarinah yang namanya diambil dari nama pengasuh Bung Karno, kita dapet cerita bahwa di tahun 1968 pada saat gedung itu diresmikan, banyak orang yang rebutan naik lift.


Di jalan Thamrin ini ada Tugu Selamat Datang yang menghadap ke utara, patung ini sengaja dibuat untuk menyambut para turis yang datang dari arah bandara Kemayoran dan pelabuhan Tanjung Priok. Kalau sekarang, patung hape Samsung SGH 500 (?) yang menyambut pendatang dari arah bandara Soekarno - Hatta hehehe.


Pas kita di bunderan HI ini, kita barengan sama orang - orang yang sedang orasi hari AIDS dan ada mba Lativi yang cantik yang sedang menginterview orang. Btw, lativi kayaknya bakal ganti nama menjadi tv one ya? Aih, ga penting. Eh sekedar info (yang belum tentu benar), kalo nyebrang di Thamrin sebaiknya bawa gerobak. Soalnya hanya orang yang membawa gerobak yang bole nyebrang, selebihnya harus lewat jembatan penyeberangan.

Yak lanjut ke jalan Sudirman, jalanan ini tadinya adalah semacam jalan arteri yang menghubungkan pusat kota ke kota satelit Kebayoran. Yup, kota satelit Kebayoran! Dulu pada jaman Belanda (lagi - lagi kalo ngga salah lho) Kebayoran memang dirancang sebagai kota satelit untuk menampung 65.000 - 100.000 jiwa lengkap dengan sarana sekolahan dan makam. Ini yang hebat. Developer sekarang cuma bikin kota dengan rumah - rumah tanpa areal pemakaman. Kebayoran ini sengaja dipilih karena lokasinya yang paling ideal dari segi geografis, pantesan Kemang banjir mulu ya? Wong memang daerah rendah. Nah, gedung CSW yang kita kenal sekarang itu tadinya kantornya pengelola pengembangan Kota Satelit Kebayoran.

Di ruas Thamrin - Sudirman ini ada jembatan Semanggi yang jadi titik pertemuan antara ruas jalan ini dan ruas outer ring road Gatot Subroto - S. Parman. Pematung patung Dirgantara atau patung Pancoran di ruas Gatot Subroto - S. Parman itu sampai sekarang belum dibayar lho. Astaghfirullah, kasian bener bapak itu.

Kembali ke jalan Sudirman, di ujung jalan ini ada patung pengantar pizza eh patung Pemuda yang, konon katanya, mukanya mirip Ibnu Sutowo karena dulu Pertamina adalah penyumbang dalam proyek pembuatan patung itu.


Sebetulnya banyak banget cerita seru dari mas Yuda yang out of topic pada saat jalan - jalan ini tapi daripada menimbulkan pro dan kontra mending ngga semua gue ceritain :)
Ada juga pertanyaan mas Yuda yang cukup menarik, kenapa nama Sukarno dan Hatta ngga pernah dipakai secara terpisah? Entah itu sebagai nama jalan atau nama gedung. Ada yang punya jawabannya?

Dan di era moderen inipun kita sudah punya tugu yang fenomenal secara jumlah dan juga secara cerita yang melatar belakangi pembuatannya, yaitu, monumen monorel.


Friday, December 14, 2007

Suku, agama, bahasa dan perbedaan semu lainnya.

Rupanya minggu ini jadi minggu serius buat gue. Segala macam kejadian gue tanggepin secara serius. Termasuk pada saat browsing, gue lebih sering ketemu dengan topik serius dibanding yang ringan - ringan. Sialnya, gue terdorong untuk menanggapi. Ampun! Makin hari, kebiasaan blogging ini jadi seperti sakaw (walaupun sebetulnya gue belum pernah sakaw, sok tau ya gue) mungkin namanya sakblog.

Hari ini, topik yang gue baca itu cenderung jenis berita yang terkotak - kotak. Ini istilah gue sendiri karena gue ngga tau istilah yang betul tuh apa. Berita yang terkotak - kotak itu menurut gue adalah berita tentang perlakuan tidak adil oleh satu pihak terhadap pihak lain dalam berbagai kemasan. Ada yang dalam kemasan agama, sosial, ekonomi bahkan budaya. Lebih parah lagi, ada beberapa berita yang ditulis secara sepihak.

Seperti biasa, berita - berita itu mendapat berbagai tanggapan dari pembacanya. Sebetulnya masih perlu ngga sih kita dapat berita seperti itu? Gue bukannya ingin menyederhanakan hidup, hanya saja, kita diberi kemampuan untuk berpikir dan bertindak rasional oleh pencipta kita bukan tanpa suatu alasan. Ok lah, mungkin memang ada orang yang sejak kecil sudah dengan sengaja didoktrin untuk berbuat dan berpikir tentang hal - hal yang negatif tapi gue yakin jumlahnya sangat sedikit. Sedangkan bagi kita yang dengan tidak sengaja terdoktrin, harusnya mampu untuk membuat perubahan dalam diri dan belajar membuka diri untuk keluar dari kotak - kotak semu itu tanpa harus menghilangkan ciri kita masing - masing.

Memang betul bahwa agama dan suku itu adalah hal yang pasti tapi tak nanti kita jadi terkelompokan menurut agama dan sukunya masing - masing, itu yang gue maksud dengan semu (kadang kalau lagi disuruh mimpin doa, gue pengen bilang "Mari kita berdoa menurut ide masing - masing" boleh gak siy?).

Nah dengan membuka diri, harusnya kita bisa menghilangkan ego dan bisa meredam sekaligus menyelesaikan masalah dengan baik. Kayaknya kita ngga perlu menanggapi suatu masalah yang sensitif dengan cara yang bombastis. Apalagi kalo sudah soal agama, rasanya orang yang paling malas beribadahpun bisa jadi fanatik dalam waktu sekejap.

Ini ada contoh pengkotakan masalah. Suatu hari gue ngobrol di Plaza Senayan dengan beberapa orang tentara, bahasannya (sudah pasti) seputar TNI. Waktu itu Panglima TNI baru saja dijabat oleh orang yang bukan dari TNI AD dan salah satu pak tentara ini bilang bahwa ngga pantes jabatan Panglima TNI dijabat oleh seorang yang bukan dari angkatan darat karena, menurut dia, angkatan darat itu memiliki jumlah personil terbesar yang berarti AD adalah kaum mayoritas. Setelah ngobrol panjang lebar akhirnya kita sepakat bahwa seorang pemimpin itu tidak harus datang dari golongan mayoritas tapi haruslah seorang yang memiliki visi, kemampuan dan pengalaman yang baik, apapun golongannya. Hari itu gue senang, senang karena ngga digebukin gara - gara berbeda pendapat sama seorang tentara (nha! ini juga contoh pikiran yang terkotak - kotak. Ngga semua tentara itu tukang gebuk!)

Mungkin kita harusnya merayakan hari Sumpah Pemuda setiap minggu kali ya? Supaya kita bisa ingat terus dengan janji persatuan itu, supaya kita ngga ngeributin tentang pemimpin daerah yang harus asli putra daerah, supaya kita ngga mengharuskan bahwa ketua partai harus jadi calon presiden tunggal dari partai itu, supaya kita ngga kehilangan pulau lagi, supaya kita ngga saling serobot jalur di jalan raya dan pastinya supaya kita bisa semakin maju dan semakin bangga dengan ke-Indonesiaan kita.

Ngga, gue ngga bermaksud menggurui. Kalaupun terkesan seperti itu, itu cuma karena gue ngga pinter bertutur. Tulisan ini murni karena rasa sakblog itu tadi *huh*

Cara sukses untuk mingling.

Tadi baru baca artikel Mingle Bells: The 5 Do's of Picking up at a Party. Artikelnya bagus, sayangnya point ke 5 agak susah buat tipe orang kayak gue yang cenderung pendiam di dunia nyata. Jangankan disuruh approach, lha kalo sudah didalam grup yang lagi ngobrol aja gue suka susah njeplak (baca: ikutan ngobrol).

Sampai suatu hari gue menemukan metode yang sudah gue uji, kelinci percobaannya ya gue sendiri lah, dan cukup berhasil. Minimal berhasil membuat gue berani mendekati orang - orang yang lagi ngobrol, urusan bisa ikut ngobrol atau ngga mah urusan belakangan lah.

Cara gue cukup sederhana. Dengan membayangkan orang - orang itu sebagai makanan favorit, akhirnya gue jadi bernafsu mendekat. Nah supaya ngga bosen, gue selalu bikin variasi jenis makanan. Misalnya kelompok A gue bayangkan sebagai sate padang, kelompok B bebek goreng, kelompok C es kelapa muda dan seterusnya. Hasilnya? Makin gendut lah gue.

Thursday, December 13, 2007

Nama yang sama.

Barusan main ke blog Dahlia, ternyata di shout box-nya nemu nama Ragil juga. Memang, Ragil itu nama andalan bagi orang - orang yang handal :P. Sebetulnya arti dari ragil itu adalah bungsu. Sayangnya sejak jaman sekolah dasar, banyak yang suka manjangin jadi rada gila. Trus gue jadi minder gara - gara dicela kayak gitu? Pastinya ngga dong. Gue bilang, ragil itu raja gila. Terbukti pas di SMA banyak temen gue yang ikut - ikutan gila. Sedapnya jadi role model bwhakakakak.

Wednesday, December 12, 2007

Michael Schumacher ngebut pakai taxi.

Untuk ngilangin suntuk, gue browsing dan ngeliat artikel tentang Schumi yang lagi ngebut pakai taxi di German. Dari artikel itu bisa dibaca perasaan kagum sopir taxinya. Dia sangat kagum dengan cara Schumi mengemudikan taxi ditengah keramaian lalu lintas *atau karena dapet tip 100 euros?*.

Kalau soal jagoan nyetir dijalanan mah harusnya Pak Yilmaz itu main ke Jakarta dan naik angkot di Kali Malang. Pasti lebih kagum lagi.

Ganti aja sekalian nama negaranya.

Suka merhatiin rambu busway atau mobil polisi warna oranye dan bertuliskan POLICE yang suka parkir di depan kedutaan - kedutaan itu? Setidaknya dua hal itu yang suka gue liat dijalanan ibukota. Trus gue jadi mikir, apa emang perlu pakai bahasa Inggris? Kenapa ngga ditulis Khusus Bis Transjakarta? Untuk mobil polisi ya pakai aja warna dan atribut standar mobil kepolisian. Kenapa harus ganti? Atau gue yang ketinggalan berita tentang peraturan baru? Atau memang berhubungan dengan perubahan pelayanan? Kita tau soal transjakarta, layanan bis yang terlanjur akrab disebut busway ini memang beda pelayanannya dibanding bis lainnya. Terus mobil polisi itu apa juga beda dalam pelayanan? Kalau emang gitu, nama Indonesia diganti aja sekalian.

Bukan bermaksud sarkastik tapi liat aja Ho Chi Minh City ibukotanya Vietnam, sekarang mulai terlihat hebat dibanding pada saat memakai nama Saigon. Vietnam pun mulai unjuk gigi, minimal di ajang Sea Games lah. Sementara ini mereka bisa di nomer 2 klasemen , apalagi kalau mereka ganti nama negaranya sekalian?

Daripada sekedar (mau) mencontoh metode negeri asing dan gagal, mending sekalian aja ganti nama. Sudah ada yang bisa dijadiin contoh gagal tuh. Liat aja PSSI, tim-nya dikirim ke Argentina tapi tetep aja gagal di Sea Games. Kepemimpinannya juga mau mencontoh metode mafia Amerika jaman dulu. Masih inget Al Capone yang sempat sukses menjalankan organisasinya dari dalam penjara? Itu yang sekarang mau ditiru pemimpin PSSI dan gagal.

Aih, ada apa dengan gue hari ini? Kok jelek banget mood-nya.

Kerja ini kadang tak ada logika.

Bukannya mau mlesetin lagunya agnes monica tapi ini terinspirasi sama kejadian dua orang temen gue yang baru ketendang dari kantornya. Sengaja gue pakai kata ketendang, soalnya blom nemu kata yang tepat. Ceritanya temen - temen gue itu dapet surat pemberitahuan pemberhentian dari kerja dalam waktu yang sangat singkat. Ya gue ngga tau deh soal aturan - aturan kayak gitu tapi menurut gue, kalo soal etika mah ngga harus pake aturan. Ya dikira - kira aja sendiri, etis ngga memberhentikan karyawan tanpa ngasih kesempatan karyawannya bersiap - siap? Minimal siap - siap untuk cari - cari pekerjaan baru. Lha kita aja (kata yang pada kerja di kantoran) kalo mau resign kudu kasih pemberitauan ke perusahaan minimal 1 bulan sebelumnya. Supaya si perusahaan itu bisa cari pengganti kita.

Ternyata perusahaan penerbangan itu ngga hanya buruk diluar tapi ngga asik juga di internal. Ya semoga kalian bisa cepet dapet kerjaan baru yang lebih baik.

N.B:
Kalo boss - boss PR-nya baru diberhentikan trus siapa yang ngadepin wartawan ngejawab soal pilotnya yang barusan ketangkep basah lagi grepe - grepe pramugari?
Untuk oknum - oknum pilot sedunia, eh pake bahasa Inggris ah biar keren. For those jerk ass pilots all over the world, please don't put shame in the cockpit area. People call it a COCKPIT for a great reason...not a "cock pit"

Wednesday, December 5, 2007

Leadership seminar.

Beberapa hari yang lalu gue dapet sms dari temen yang jarang banget sms. Dulupun kenalnya cuma selintas dari temen yang lain. Isinya nawarin tiket leadership seminar. Aduh gue tau banget deh kalo itu seminarnya network 21 a.k.a amway. Ternyata modus operandinya masih sama, ngundang orang tanpa menyebut amway. Hehehe karena gue IBO makanya gue tau banget. Dulu gue sempat aktif tapi terus quit karena emang ga sanggup ngejalaninnya. Dulu waktu diajak join siy gue mau aja, lha gue kan ga pernah nolak income.

Dulu apa aja gue jalanin selama halal. Ya jadi IBO Amway, ya jadi produsernya Ungu, ya punya event organizer pokoknya apa aja yang ngehasilin duit lah. Pernah ada yang bilang, kalo kerja itu yang fokus gil jangan semuanya dijalanin bareng. Lho!? gue fokus kok. Fokusnya menghasilkan income. Gak salah dong? Sekarang siy gue sudah diam di production house karena ternyata gue cinta sama kerjaannya.

Ya intinya buat teman - teman lama gue, hemat pulsa lo deh. Gak usah nelpon atau sms gue soal network 21, soale gue masih terdaftar walaupun kategori B. Jadi ya gak bisa lo prospek bukan?

Eh kok gue berkhayal temen lama gue baca blog gue ya? Aduh kalo emang pada baca tolong tinggalin comment atau nyeletuk di shoutbox ya. Biar gue ngga buang - buang pulsa nge-sms lo semua tentang blog gue ini.

Lho kok??

Monday, December 3, 2007

Tugu Nasional

Ini hasil plesiran tempo doeloe bareng Sahabat Museum yang di kepala sukui oleh Adep. Sudah pasti seru. Apalagi tema kali ini adalah Arsitektur Kebangsaan. Jadi ceritanya (soedah pasti) seputar sejarah dan juga komentar - komentar dari Mas Bambang Eryudhawan a.k.a Mas Yuda yang berhubungan dengan gaya arsitektur gedung - gedung itu. Sayangnya gue lupa latar belakang Mas Yuda, maklum deh memori terbatas, tapi pokoknya dia paham banget lah sama yang dia omongin. Gue curiga jangan - jangan dia itu time traveler. Haiyah mulai ngayal lagi deh.

Saking banyaknya info yang gue terima hari itu, terpaksa tulisannya gue bagi jadi beberapa episode. Episode ini soal Tugu Nasional. Foto - foto (yang sedikit itu) ada disini tapi karena digital camera gue rusak mendadak, jadi terpaksa pakai kamera hand phone. Hasilnya ya gitu lah.


Konon katanya, pembangunan kawasan MONAS ini terpikir oleh Bung Karno setelah beliau kembali dari India. Dulunya di kawasan ini bakal ada gedung opera, gedung theater, museum - museum dan Tugu Nasional. Pokoknya bakal jadi landmark kebanggaan bangsa Indonesia yang baru merdeka sekaligus juga bagian dari kampanye melupakan masa kolonial. Tugu Nasional, yang saat ini sudah salah kaprah dengan istilah Tugu Monas, awalnya diusulkan oleh Sarwoko yang masa itu menyebutkan tinggi 45 meter untuk Tugu Nasional. Bung Karno menolak, karena menurut beliau 45 meter itu kurang dahsyat *ini bahasa gue siy*. Akhirnya disepakati angka 132 meter untuk ketinggian tugu. Itupun sekarang ini sudah tenggelam sama gedung - gedung sekitar. Gimana kalau jadi 45 meter?

Ada cerita menarik soal pembangunan tugu ini. Dulu pembangunannya berbarengan dengan masjid Istiqlal tapi prioritas Bung Karno adalah Tugu Nasional. Waktu itu ada yang menanyakan soal itu dan dijawab oleh Bung Karno seandainya dia sudah tidak jadi Presiden, pasti akan ada yang melanjutkan pembangunan masjid tapi kalau tugu yang terlantar, belum tentu penerus Bung Karno akan melanjutkan proyeknya. Masuk akal juga dan terbukti sampai saat ini kita ngga pernah (mampu) membuat proyek - proyek seperti itu.

Mungkin ada yang bilang gak penting. Tapi coba liat deh, Amerika punya Liberty, Perancis punya Eiffel dan yang terbaru di sebelah kita adalah Malaysia dengan menara kembarnya. Gedung - gedung itu bukan hanya jadi simbol kebanggaan tapi juga ikon wisata yang menarik bagi turis asing. Lha kita merawat yang ada aja susah, sekalinya merawat malah salah kaprah. Kalau menurut mas Yuda, dari sisi arsitektur atau landscape *atau moral ya mas?*, penempatan bunga bangkai palsu disekeliling Tugu Nasional itu sangat tidak cocok. Itu lebih cocok untuk taman Suropati atau taman Menteng, pokoknya taman yang bisa buat foto bareng teletubbies lah. Gue setuju, karena menurut gue bunga buatan gak seharusnya ada di tempat yang melambangkan sejarah perjuangan. Menurut cerita, taman bunga bangkai ini sumbangan PT. Gudang Garam dengan biaya puluhan milyar dan bakal terlihat indah kalau dilihat dari atas.

Haiyah, apa target turis kita itu sebangsa Superman?

Stadion Utama Gelora Bung Karno

Ini salah satu hasil dari permainan Bung Karno di jaman perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika. Di masa itu kita mencalonkan diri untuk jadi toean roemah Asian Games 1962, sayangnya saat itu Indonesia gak punya stadion yang bertaraf internasional dan untuk ngebangunpun sudah pasti kita ngga punya uangnya. Akhirnya dari hasil cuap - cuap ke Rusia, mengucurlah dana 12,5 juta US Dollar untuk pembangunan stadion. Kemudian dari hasil blah - blah - blah ke Amerika, kita jadi punya dana untuk membangun ruas jalan Gatot Subroto - S. Parman dan juga jembatan Semanggi.

Buat gue serunya ikutan plesiran tempo doeloe-nya Sahabat Museum selain bisa masuk ke dalam area stadion, gue juga jadi lebih paham sejarah Jakarta seputar tahun 1962. Ini gara - gara gue jadi niat browsing ke link ini dan ini. Foto selengkapnya di sini.






Kenapa ngga bikin BatMus dari jaman SD siy Dep? :D

Hati - hati dengan PIN anda.

Betul itu. Apalagi kalau PIN kartu ATM anda menggunakan tanggal lahir orang yang "tersembunyi". Bakal bahaya jika dalam keadaan emergency anda harus minta tolong pasangan anda mengambilkan uang dari ATM. Hmmm bisa timbul pertanyaan.

Ini sama bahayanya dengan mengigau pakai kata - kata mesra dan menggunakan bahasa Inggris pula, emang situ lagi suka bobo sama guru EF ya? weeqeqeqeqekh

Friday, November 30, 2007

sms dari ibu

RAGIL KAMU LAMA TIDAK ADA KABAR. SEMUA SEHAT?

Sms yang singkat dan pertanyaan yang sederhana tapi cukup untuk membuat gue berhenti dari pekerjaan yang sedang gue kerjakan. Isi sms ini bahkan jauh dari kesan seram jika dibandingkan dengan sms I KNOW WHAT YOU DID LAST SUMMER. Kalau soal huruf besar yang dipakai ibu itu karena, aku sudah sulit nglihat huruf yang kecil - kecil gil, begitu kata beliau suatu hari.

Pada detik saat gue terima sms singkat itu, gue rasanya bingung mau jawab apa. Walaupun saat itu gue memang lagi di lokasi shooting tapi rasanya kurang ajar sekali kalau gue kasih alasan sibuk. Sesibuk apa siy? Secapek apa siy? Sehebat apa siy gue sampai ngga bisa kasih kabar ke ibu? Apa masih kurang gue ngelupain ibu? Dulu pas jaman sekolah gue sering bolos (pernah dapet julukan siswa-yang-terbitnya-sebulan-sekali dari temen gue) dan lupa kalau ibu pasti mendoakan gue supaya diberi kemudahan dalam belajar. Gue sering clubbing sampai tolol waktu gue pertama kali punya bisnis, ini kan demi networking, kata hati gue yang (sok) angkuh dan gue lupa bahwa ibu sering sholat malam sembari mendoakan anak - anaknya agar menjadi orang yang sukses. Terus sekarang masih berani lupa? Jarak rumah ibu tuh cuma 20 kilo dari rumah gue dan kalaupun gue ngga bisa berkunjung, apa susahnya telpon? Apa gunanya punya dua handphone?

Kalau lagi butuh bantuan orangtua, rasanya ngga ada kendala yang bisa nahan gue untuk minta tolong. Trus kenapa hanya sekedar soal kasih kabar aja gue berani beralasan macam - macam? Ini waktunya gue telpon ibu dan weekend nanti gue harus ke rumah ibu. Mumpung masih bisa ngobrol secara langsung, bukan sekedar lewat doa.

Wednesday, November 28, 2007

Legalitas.

Sepertinya topik saya yang satu ini akan lebih serius dibandingkan topik yang lainnya. Judulnya saja sudah seperti itu but, then again, don't count on it dude.

Ya yang pasti bakalan sedikit lebih serius dibanding pas gue ngebahas soal pernikahan di blog gue yang dulu. Disitu gue bilang bahwa nikah itu ibarat migrasi dari nomer pra bayar ke paska bayar. Korelasinya gini, kalau nomer pra bayar itu kita ngga repot sama masalah administrasi dan ngga ada kewajiban bayar tagihan bulanan. Ya cukup segitu aja lah bahasannya. Sekarang ini gue pengen bahas soal originalitas yang pastinya berhubungan dengan legalitas. Ini gara - gara kemarin gue lagi ngobrol sama anakku tentang berbagai etika dan sopan santun. Ironisnya, gue baru sadar, pada saat yang bersamaan gue sedang menonton film dalam format dvd yang pastinya bajakan. How could I?

Dulu waktu gue masih jadi produser Ungu, gue marah - marah kalo liat ada yang jual cd bajakannya. Walaupun ada yang bilang bahwa kalo ada yang ngebajak itu berarti band-nya disukai banyak orang. Tetep aja gue sebel. Back to the topic, sebetulnya gue ngga terlalu sering beli dvd bajakan, ini aja setelah 8 bulan yang lalu baru gue beli lagi tapi itu bukan pembenaran ya. Biar gimana juga kita harusnya menghargai hasil karya orang lain. Lha dulu aja pas jaman pacaran, kita pasti ngamuk kalo pacar kita diganggu orang. Apalagi kalo diserobot? Bheh dheh! Bisa kacau dunia persilatan. Padahal kalau dipikir - pikir, kita itu ngga terlibat dalam pembuatannya apalagi pengembangannya. Paling cuma terlibat, sedikit, dalam pembesarannya. Tapi segitu sewotnya kita kalo ada yang coba - coba ngebajak.

Kebetulan hari ini gue baru jalan - jalan nengok Andru's blog dan nemu artikel yang sangat menarik soal legalitas. Ngomong - ngomong, Andru ini teman sejak di Canberra dulu dan beberapa hari yang lalu chatting di YM. Dia sempat bilang gini tentang isi blognya and I quote "..must be all that time doing systems analysis documents and tech proposals, jadi gaya nulisnya nggak menarik..." Waduh kalo soal gaya tulisan mah gue ngga paham tapi kalo soal isi tulisan, pasti menarik selama menulisnya dengan passion. Kalo soal KEBANYAKAN-GAYA pada saat menulis, itu mah gue banget! Kadang sambil kaki petingkrangan di atas PC, kadang sambil nyruput es kelapa muda kayak sekarang gini niy dan kadang sambil ngata - ngatain orang yang lewat di depan ruangan gw. Eh mumpung ngebahas ruang kerja gue, ruangan gue itu kayak aquarium.

disitulah tempat gue nyela'in orang

Nah, karena anakku sudah berumur 6 tahun 9 bulan dan Insya Allah makin besar, pintar, baik hati dan budiman. Gue udah harus nyiapin jawaban kalo suatu saat nanti dia nanya tentang banyaknya dvd bajakan di ruang tv. Only the Force knows what my answer would be, oh my young jedi. Zwiiiiing...sambil nyalain pedang laser warna biru dan bergaya macam master Obi-Wan Kenobi.

Tuesday, November 27, 2007

Dodol di luar negeri.

-Lagi kangen sodara-
Ini sedikit penggalan cerita jaman dulu antara gue dan abang gue. Gue selalu sebut "abang gue" kalo lagi cerita tentang dia tapi kalo manggil mah tetep aja mas. Lha gue kan jawa.

Waktu gue sekolah di Melbourne, abang gue sekolah di Canberra. Lumayan sering lah gue maen ke tempat dia tapi dia jarang dateng ke Melbourne. Dasar pemalas.

Suatu hari gue telpon dan bilang pengen ketemu abang gue karena lagi suntuk di Melbourne. Ngomong - ngomong, abang gue itu dulu emang fun-fearless-abang gitu deh. Pokoknya kalo pengen party yang seru dia pasti tau jadwal dan lokasinya. Kebetulan pas itu gue juga berhasil nabung jadi punya duit lebih buat jalan - jalan. Singkat cerita kita janjian ketemu jam 11 siang disebuah pertokoan. Nah setelah gue sampai di pertokoan itu, gue telpon lagi si abang ini. Dia bilang sudah di lokasi juga, ada di lantai dua di depannya outlet apalah gitu. Gue samperin ke lantai dua. Ternyata ga ketemu juga. Gue telpon lagi abang gue dan terjadilah adu pita suara yang akhirnya berakhir pada kalimat "Lho kamu di Canberra tho Gil?" Lhah! emang dimana lagi?

Ternyata oh ternyata, dia lagi jalan ke Sydney! Ampun. Emang siy, pertokoan yang dia sebut itu ada juga di Canberra. Masalahnya dia gak bilang kalo hari itu dia ke Sydney tapi berasa udah bilang ke gue. Ya udah, akhirnya gue susul ke Sydney wong Canberra - Sydney itu ibaratnya Jakarta - Bandung via tol Cipularang.

Duh, hari itu kita kayaknya jadi sodara kandung terdodol se-Australia deh. Anyways, ikrar what happens in Sydney stays in Sydney masih berlaku ya mas ;)

OOT = UU baru

Buat yang jadi member milis atau forum apapun pasti udah akrab sama kode OOT atau out of topic. Sebetulnya perlu ngga ya kita cantumin OOT? Kan dari subject-nya aja udah ketauan kalau isinya pasti bakal OOT. Kecuali kalo ASK, ini menurut gue perlu karena kalo kita udah cantumin jadi ga perlu lagi nulis tanda tanya. Misalnya gini, [ASK] Gubernur DKI naik transjakarta. Itu berarti isi posting-an bakal mempertanyakan apakah Gubernur pernah naik sarana transportasi umum itu. Ya sebetulnya tanpa nulis ASK pun kalo kita tulis di subject box dengan Apakah Gubernur DKI pernah naik transjakarta? Itu sudah cukup jelas bahwa kita bertanya.

Namun agar supaya saya bisa *hmm bahasa sinetron lagi niy* blend-in *duh kalo yang ini sih dah kena virus cinta. Cinta Laura* di dunia milis dan forum, terpaksa gue membiasakan diri dengan kode - kode (yang kayaknya sudah jadi undang - undang) itu. Ya kalo gue lagi normal pasti gue tulis kodenya tapi kalo lagi kumat impulsif anarkis-nya ya pasti gue jadi member yang durhaka karena lupa nyantumin kode - kode itu tadi.

Kalo lagi kumat mah jangankan cuma lupa nulis kode di milis, lha sampe sekarang aja gue nyetir tanpa SIM. Setiap hari Sabtu selalu lupa kalo mo bikin SIM.

Emang susah kalo termasuk jenis Homo sapiens jawaensis takberbudipekertis.

Monday, November 26, 2007

JakJazz

Hari Jumat nonton JakJazz. Tepatnya nganter Dian, yang lagi ultah, yang pengen nonton Maliq. Gue mah dah ga konsen nonton, wong hari Jumat itu gue pulang dari kantor jam 3 pagi trus siangnya meeting di Kedutaan Ceko. Untungnya perjalanan dari Cempaka Putih - Plaza Bapindo - Istora lancar dan parkir di Istora pun gampang. Kalau soal parkir mah emang tergantung amal masing - masing lah. Btw, persamaan antara tempat parkir dan cowo itu adalah the best one always taken ;P.


Sedikit review soal JakJazz. Musisi - musisi pengisi acaranya, great as usual. Cewe cantik, berserakan (baca: betebaran gak karu - karuan deh). Tata lampu di Big Stage, useless. Tata suara, masih suka ada suara iiing - iiiing. Harga tiket, so so. Tempat sampah, sangat amat sedikit banget sekali. Calo, nyaingin cewe cantik. Biaya parkir, ya gitu deh harus bayar tiket dan non tiket. Informasi jadwal acara, mending buka web-nya daripada (masa harus) beli Rp. 5000 di lokasi.

Di acara JakJazz ini gue betul - betul berasa kurang maen deh. Masa dari 5 orang yang ketemu disitu semuanya temen Dian? Ada 1 sih yang temen gue, tapi itu juga kenal sama Dian. Hiks *halah, kok pake hiks?*

Friday, November 23, 2007

Bulan

Jam 3 pagi tadi, pas keluar dari kantor gara - gara dibikin pusing sama mesin editing, gue sempat ngeliatin bulan yang bersinar terang walaupun bukan purnama sempurna. Tiba - tiba aja muncul pikiran usil. Mungkin ngga kalau sebetulnya bulan itu dibuat oleh manusia?

Kita tau kalau manusia itu selalu mencari cara untuk bertahan hidup, salah satunya adalah dengan menciptakan dan mengembangkan teknologi. Jadi mungkin aja bulan itu hanya sebuah alat hasil ciptaan manusia jaman dulu. Kenyataannya, bulan itu banyak banget manfaatnya buat kita dan siapa bilang manusia jaman dulu itu hanya dari era prasejarah? Mungkin aja ada sejarah yang hilang. Lha wong teks Supersemar yang asli aja bisa hilang. Eh ngelantur.

Ini niy yang ada dalam pikiran usil gue. Jaman dahulu yang sangat kala, maksudnya lebih dari jaman dahulu kala, manusia di bumi ini sudah sangat maju teknologinya dan tidak terpecah - pecah dalam batasan semu seperti ras, suku, bahasa dan lain - lain. Ibaratnya seperti dunia maya kita ini deh, siapapun bisa masuk ke blog gue dan juga sebaliknya. Sayangnya mereka masih punya berbagai macam kendala yang sifatnya universal. Contohnya pemakaian energi yang sangat besar untuk menerangi berbagai daerah pada saat malam hari, tidak beraturannya gelombang air laut dan juga, mungkin, untuk jadi tameng bumi dari terjangan asteroid. Nah solusi yang paling tepat saat itu adalah membuat alat yang bersifat multi fungsi dan bisa dirasakan kegunaannya buat semua orang di bumi ini yaitu sebuah satelit yang sekarang kita kenal dengan nama bulan.

Krisis energi bisa diatasi karena bulan berfungsi memantulkan cahaya matahari ke bagian gelap bumi, dunia pelayaran menjadi lebih aman karena gelombang laut relatif lebih teratur karena efek gravitasi bulan dan sebagian besar asteroid bisa ditangkis oleh bulan.

Perkara tidak bisa ditemukannya bukti bahwa manusia pernah punya kehidupan yang sangat moderen, bisa jadi karena pada satu masa manusia menjadi sombong dan terjadi mega perang dan menghancurkan semua peradaban. Contoh kecil di jaman kita adalah peristiwa Hiroshima dan Nagasaki.

Bisa juga hanya karena terjadinya human error yang menyebabkan musibah yang sangat besar, makanya tercipta pribahasa sepandai - pandai tupai meloncat akhirnya terjatuh juga. Salah satu efek dari kejadian itu adalah terciptanya flora dan fauna jenis baru dari hasil tercemarnya lingkungan dan kita mengenalnya dengan istilah dinosaurs era.

Hmmm cukuplah sesi berkhayal hari ini. Sekarang kembali ke mesin editing yang rusak.
Hiks...

Midodareni fasollasido

Midodareni itu adalah salah satu acara dalam adat pernikahan Jawa. Kebetulan ada temen sekantor yang mau nikah dan cerita kalau ternyata persiapan pernikahan itu ribet banget. Iya siy, tapi ribet yang bikin bahagia tho?

Kalau di kantor gue sekarang lagi ngalamin ribet yang super ribet dan bikin orang sekantor pusing. Gimana ngga pusing kalau mesin editing kita jebol? Mesin editing itu salah satu nyawa anak produksi di production house.

Makin pusing lagi karena kita sedang ada deadline. Penyebab jebolnya mesin ini juga ngga jelas, tiba - tiba aja mati for no reason. Pokoknya kita sudah coba berbagai macam cara dan berbagai macam kemungkinan penyebab rusaknya si mesin. Mulai dari penyebab yang rasional sampe yang irasional seperti misalnya, ini mesin rusak gara - gara temen sekantor ada yang mau nikah. *Apa siiiih?*

Akhirnya setelah sekian jam ngga berhasil nemu solusi dan kitapun sudah capek, akhirnya ya ketawa - ketiwi ngga jelas gitu deh.

Thursday, November 22, 2007

Berapa fee artis Indonesia?

Pasti besar kalau diliat dari materi yang mereka punya itu mewah semua. Bisa jadi juga kecil kalau diliat dari ucapan mereka, apalagi ucapan - ucapan yang berbahasa Inggris. Masa siy ga kuat bayar les di ILP atau apalah gitu?

Ayo perhatiin deh, ada beberapa artis yang suka bilang "Ya begitulah dunia entertain." Sialnya, gue pernah ngalamin itu di talkshow program gue. Diulang - ulang pula, sampai akhirnya kita cut dan kita kasih tau kalau yang betul itu adalah entertainment. Eh si mas artis malah agak ngotot dan bilang kalau dia tuh sudah sering keluar negeri dan bla bla bla jadi ngga mungkin kalau salah ucap. Yeee situ mau shot yang barusan di playback biar bisa liat salahnya? Ternyata dia ngotot kalau penggunaan katanya bener. Yeee situ mau dibeliin kamus?? Duh pas shooting itu gue jadi pengen nelen camera deh.

Sudahlah ngga usah malu sama crew, daripada malu sama penonton tv? Kalau memang ngga sempat les bahasa Inggris ya liat - liat aja salah satu kamus online. Nah sekalinya ada artis yang jago ngomyong ienglyesh malyah ketceryushan sama lyogatnya cthyuga. Ya ngga mba chintcyha ylaurhya?

Cyapyek ngga syich yang tchjadi kryew sinechtryonnya?

Kopi dan cemilan pagi.

Tadi pagi nebeng anakku karena lagi males bawa mobil sendiri, trus turun di depan Starbucks Menteng. Niatnya beli cappuccino dan muffin biar ga ngantuk, ternyata dapet bonus flashback. Ini bukan bonus dari Starbucks tapi dari otak gue yang tiba - tiba memutar lagi potongan - potongan kejadian masa lalu *ooiiiii kok makin nyinetron ya bahasa gue? :P*

Gue pernah baca soal ini tapi sayangnya ga bisa nemuin sumber bacaan itu lagi. Didalam bacaan itu disebut bahwa semua benda itu bisa menjadi berbagai macam mediator bagi kita. Contohnya ya kopi dan muffin yang masih gue makan sampai berita ini diturunkan :)

Jadi ceritanya gini, pas gue minum kopi dan muffin *kalau yang ini sih dimakan, bukan gue minum* itu tiba - tiba gue jadi inget jaman dulu masih kuliah. Btw, gini - gini gue dulu kuliah di Melbourne lho. Ih penting gag siy?. Itu berarti kopi dan muffin sudah menjadi media yang membangkitkan sensor memory disamping menjadi media pengganjal perut gendut ini.

Mungkin kenangan itu muncul karena suasana yang mirip sama jaman kuliah dulu yaitu sama - sama masih ngantuk, sama - sama kelaperan dan sama aja gitu jaman masih single dan dah beristripun gue tetep aja harus ngopi diluar. Bedanya kalau dulu mata sisters *maksudnya mbak - mbak* kasir itu selalu genit dan dia selalu ngajak ngobrol soal yang ga penting gitu. Ya iyalah lha wong dulu disamping status gue yang masih eligible brondong, lekuk tubuh gue juga proporsional dan kalo mampir ke coffee shop itu selalu pas pake seragam student pilot yang mirip banget sama pilot beneran. Nha sekarang ini gue sudah aah sudahlah gag usah dibahas soal berat badan gue, ntar malah dikira lagi ngebahas soal speed limit qkqkqkqkqh.

Tapi sekarang karena gue kerja di production house, gue punya tag line andalan. "Mba, mau ikutan casting ngga?"
Jah! Kayak gitu kok disebut tag line.

Wednesday, November 21, 2007

Jawaban anakku

Alhamdulillah anakku jawab soal ulangannya sesuai dengan yang diajarkan di buku pelajarannya. Kalau dia jawab sesuai kenyataan kan bisa disalahin lagi sama gurunya. Lha wong bapaknya kalau pulang selalu malem.

Dulu pernah ada soal yang isinya pertanyaan, disebut apakah anak dari paman dan bibi? Gue lupa dia jawab apa yang jelas jawabannya salah, setelah gue tanya ternyata anakku agak ngga familiar sama istilah paman dan bibi. Dia taunya om dan tante. Ya anak gue ga bisa disalahin juga sih, mungkin gue yang salah karena kurang memperkenalkan banyak istilah. Aduh gimana dong? Ngga bener banget siy jadi bapak.

Gitu kok sok - sok kritik Gubernur dan kandidat calon Presiden. Halah dibahas.

Tuesday, November 20, 2007

Emang enak pacaran di luar negeri (?)

Apa orang pikir kalau pacaran pas kuliah diluar negeri itu enak? Iya siy weqkqkqk. Namun, ceilee kayak sinetron pake kata baku, kadang - kadang susah juga kalau lagi bosen sama lokasi pacaran yang itu - itu juga. Bukan apa - apa, duitnya pake dollar boss! Beberapa tempat jadi mahal buat gue yang waktu itu ambil sekolah pilot. Nha tuition fee-nya aja, yeee sinetronan lagi sok nyampur - nyampur bahasa, mahal banget bang. Masa siy gue harus hambur - hamburin duit lagi cuma buat pacaran? Kasian kan orangtua gue, duh semoga bapak ibuku baca blog ini. Ibu & ayah, belajar nge-net dong.

Serius lho, buat gue yang sudah pernah pacaran antar ruang dan waktu, Indonesia ini enak banget buat pacaran. Kalopun lagi tipis duitnya, kita bisa nongkrong - nongkrong aja di sekitaran Simpang Lima kalo lo domisili di Semarang. Buat yang di Jakarta ya bisa aja di Blok S atau kalau jaman dulu banget di Jl. Lombok. Alasan aja sama pacar "Lagi pengen makan jajanan pinggir jalan sama kamu niy yang". Kupret, bilang aja bokek. Lha kalau di Melbourne? Deeee maaf omong niy, disono mah susah cari tempat nongkrong pinggir jalan. Kalaupun ada ya susah juga kalo lagi winter nangkring di pinggir jalan, bisa ciut. Nha pada mikir jorok dweh!

Cuma yang bikin seru tuh kita bisa liat aslinya cewe kita karena mereka ngga ada orangtua-nya. Weiiits! Jangan mikir mesum. Maksud gue, kita bisa bener - bener liat kemampuan cewe kita. Haduh kok tetep berbau porno ya? Mak & bapak, jangan belajar nge-net dulu deh daripada salah sangka. Maksud gue yang benernya tuh gini lhoo, misalnya niy ya, kalo di rumah ada ortu-nya dan kita diajak makan, bisa aja mereka bilang "Ini yang masak si Lisye Juisye lhoo, enak kan?" Nah kalo di luar sana? hohoho tak ada yang bisa kau jadikan tameng ya nak. Gue pernah tuh ngalamin adegan, eh kok adegan?maksud gue obrolan, ini dengan pacar:

Pacar: "Bikin rendang yuk, gampang kan?"
Ragil: "Gampanglah, tinggal beli bumbu instan aja di asian grocery."

Setelah sampai di toko.

Pacar: "Ini nih bumbunya, tapi kok tipis ya bungkusnya?"
Ragil: "Maksudnya?"
Pacar: "Ya kita gimana bikin rendangnya kalo ngga ada dagingnya?"
Ragil: "Maiiiiiigwot...ya dagingnya beli sendiri dwong. Inikan cuma bumbunya."
Ragil & Pacar: *cekakakan tolol bedua*
Ragil: *dalam hati* dia pikir mi instan kali ya? yang semuanya ada didalem bungkus.

Pernah juga obrolan yang ini dengan pacar yang lain. *emang lo pikir disana pacar gue cuma satu?* :P

Pacar: "Mampir sini aja trus ntar makan disini, aku dah beli rice cooker"
Ragil: "OK" *gembira dong makan gratis*
Pacar: "Tapi kamu beli juga deh sedikit lauk buat nambahin"
Ragil: "ok" *sedikit aja gembiranya*

Setelah sampai di apartement pacar dan ngobrol ngalor ngidul *kalo disana berarti to the north and to the south chat* bareng housemate-nya juga, gue mulai resah karena lapar bukan karena godaan housemate-nya lho ya. Akhirnya gue tanya dong soal makanan dan dia jawab "Iya nih kok lama banget ya nasinya?" Gue penasaran dan gue tengoklah ke dapur. Gedunjreng! rice cooker dan beras itu ngga ditemenin sama air aja gitu(h).

Ya gitu deh kalau pacaran diluar tapi yang jelas pacaran jaman dulu mah enak, kalau putus ngga usah repot ngeganti status di friendster, multiply dan facebook. Wong jaman dulu blom ada kok. Iya ngga Ca? :)

Safari kandidat calon Presiden

Tadi siang sempat baca berita tentang Megawati. Kok ya agak gag sreg gitu bacanya. Disitu bu Mega bilang rakyat RI jangan punya mental pengemis. Setau gue yang namanya pengemis itu adalah tukang minta duit yang ada dijalanan atau lebih ekstrem lagi, orang yang tidak mau berusaha dengan keras untuk menghasilkan uang. Ya kalau dipikir - pikir, berdiri di jalanan seharian itu sebetulnya kerja yang ngga gampang juga siy. Kembali ke topik, Megawati berkomentar seperti itu karena pada kunjungannya ke daerah - daerah selalu menemukan alasan klasik yaitu rakyat tidak bisa berbuat apa - apa karena tidak punya uang. Mungkin bu Mega lupa bahwa jaman sekarang ini uang memang selalu jadi topik utama. Petani itu perlu uang untuk beli pupuk, bibit, obat - obatan dan lain - lain. Ok lah mungkin ada pinjaman dari koperasi atau apapun, lha tapi itu kan nanti harus dibalikin juga plus bunga. Dan yang dipinjam itu adalah, duit.

Para tukang tani itu gue yakin sudah bekerja sangat keras, jangan lah mereka dibilang bermental pengemis. Uang itu hanyalah salah satu modal mereka untuk hidup, para regulator harusnya membantu mereka untuk bisa menghasilkan modal yang cukup untuk bisa terus berusaha dan hidup sejahtera. Bantuannya bisa berupa macam - macam, bukan sekedar uang. Walaupun uang memang penting. Nha bu Mega aja kalau ngga punya uang juga ngga akan bisa safari politik tho.

Didalam berita itu juga disebutkan bahwa Megawati mau mendengarkan langsung dari rakyat soal keluhan - keluhan yang ada dilapangan. Nah! itu mereka sudah mengeluh kok malah dibilang jangan punya mental pengemis? Mereka mengeluh karena ibu datang untuk mendengarkan keluhan. Coba kalau bu Mega datang dengan niat untuk mendengar sumbangsih rakyat, pasti banyak ide cemerlang dari mereka.

Alasan bu Mega mau dengar langsung dari rakyat pun agak gak enak dibacanya. Beliau bilang sudah tidak mau dibodohi oleh laporan - laporan yang diterimanya seperti pada saat dia masih menjabat sebagai Presiden dulu. Lhaaa kalau Presiden itu ibarat Managing Director, harusnya kan dia punya cara untuk ngecek laporan bawahannya, bukan sekedar terima jadi aja. Kalau bawahannya bagus pasti laporannya bener, kalau ngga bagus ya diganti. Bukan berarti sang MD yang turun ke lapangan langsung. Sekali - kali boleh lah, tapi kalau keseringan apa ya waktunya cukup?

Aduh udah ah, capek juga gue nulis panjang - panjang. As if bakal ada pengaruhnya gitu? qkqkqkqkqkh nikmatnya jadi orang impulsif.

Syarat - syarat teknis menjadi Pendonor Darah

Ini gue copy paste dari Ica. Semoga berguna.

Ica said:

So.. tadi sempet browsing dan nemu deh syarat2 teknisnya...diambil dari http://www.palangmerah.org/pelayanan_transfusi.asp. Semoga membantu.

DONOR DARAH
a. Syarat-syarat Teknis Menjadi Donor Darah :

  • umur 17 - 60 tahun
    ( Pada usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat ijin tertulis dari orangtua. Sampai usia tahun donor masih dapat menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan 3 bulan atas pertimbangan dokter )
  • Berat badan minimum 45 kg
  • Temperatur tubuh : 36,6 - 37,5o C (oral)
  • Tekanan darah baik ,yaitu:
    Sistole = 110 - 160 mm Hg
    Diastole = 70 - 100 mm Hg
  • Denyut nadi; Teratur 50 - 100 kali/ menit
  • Hemoglobin
    Wanita minimal = 12 gr %
    Pria minimal = 12,5 gr %
  • Jumlah penyumbangan pertahun paling banyak 5 kali, dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya 3 bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.

b. Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan:

  • Pernah menderita hepatitis B
  • Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah kontak erat dengan penderita hepatitis
  • Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah transfusi
  • Dalam jangka waktu 6 bulan sesudah tattoo/tindik telinga
  • Dalam jangka waktu 72 jam sesudah operasi gigi
  • Dalam jangka wktu 6 bulan sesudah operasi kecil
  • Dalam jangka waktu 12 bulan sesudah operasi besar
  • Dalam jangka waktu 24 jam sesudah vaksinasi polio, influenza, cholera, tetanus dipteria atau profilaksis
  • Dalam jangka waktu 2 minggu sesudah vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles, tetanus toxin.
  • Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah injeksi terakhir imunisasi rabies therapeutic
  • Dalam jangka waktu 1 minggu sesudah gejala alergi menghilang.
  • Dalam jangka waktu 1 tahun sesudah transpalantasi kulit.
  • Sedang hamil dan dalam jangka waktu 6 bulan sesudah persalinan.
  • Sedang menyusui
  • Ketergantungan obat.
  • Alkoholisme akut dan kronik.
  • Sifilis
  • Menderita tuberkulosa secara klinis.
  • Menderita epilepsi dan sering kejang.
  • Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk.
  • Mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya, defisiensi G6PD, thalasemia, polibetemiavera.
  • Seseorang yang termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum suntik tidak steril)
  • Pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah.

Friday, November 16, 2007

Krisis Moneter dan Tapos

Sempat timbul pertanyaan soal cerita - cerita tak bertuan yang selama ini beredar. Cerita seperti ini, mungkin, nama kerennya theory conspiracy. Gue tulis cerita ini karena penasaran aja. Betul ga siy ada hubungan antara pertemuan di Tapos tahun 1990 sama krisis moneter di tahun 1997? Pasti sudah banyak yang tau cerita ini, bagi yang belum ya monggo dibaca aja. Lumayan lah buat ngusir kantuk.

Awal ceritanya, Presiden masa itu mengumpulkan 20 konglomerat di Tapos dan meminta mereka berpartisipasi membangun ekonomi rakyat dengan cara menyumbang sekian persen dari keuntungan usaha mereka. Gue cuma bisa dapet link ini yang sedikit ngebahas soal pertemuan itu. Konon katanya, ada pengusaha yang hadir di pertemuan itu mempertanyakan kesanggupan koperasi atau yayasan yang akan mengelola dana hibah itu karena dana yang akan diterima pastinya akan berjumlah sangat besar. Disitulah Presiden merasa tersinggung dan cerita berlanjut dengan kasus bank Summa di tahun 1992 yang juga menyebabkan mundurnya salah satu boss Astra sebagai imbas dari ketersinggungan itu.

Kejadian itu memicu munculnya tim sakit hati yang merencanakan tindakan balasan dengan cara mendekati dan menyumbang dana bagi Bill Clinton yang pada saat itu sedang melakukan kampanye kepresidenan di Amerika sana. Sedikit beritanya disini. Hal ini bisa terjadi karena salah seorang dari tim sakit hati itu adalah kawan dari Hillary Clinton.

Singkat cerita, semua itu berujung pada munculnya nama Soros dan musibah krisis moneter yang menimpa banyak negara di Asia. Kita adalah negara yang paling terpukul karena disamping banyaknya hutang, banyak pula dana para konglomerat yang telah dipindahkan keluar negeri.

Setelah itu kita semua tau kelanjutan ceritanya. Walaupun banyak faktor yang membuat Presiden masa itu lengser tapi cerita macam ini boleh juga dong buat menambah serunya gosip di NKRI. Masa siy cuma Amerika yang boleh punya cerita konspirasi soal tertembaknya Kennedy?

Wednesday, November 14, 2007

Jangan bajak ladang kami

Membajak itu kalau gue ngga salah punya dua arti. Pertama adalah membajak dalam arti salah satu prosedur penggarapan sawah dan yang kedua mempunyai arti tindakan merebut atau menguasai secara paksa. Ya kalau mau definisi yang benar tanya aja sama ahli bahasa tapi kira - kira seperti itulah arti kata membajak didunia sehari - hari.

Gue cuma lagi kepikiran soal topik yang lagi hangat belakangan ini, yaitu soal dibajaknya beberapa budaya Indonesia oleh negeri sebelah. Mulai dari wayang, lagu, angklung sampai pulau pun diambil. Begitu berita soal ini muncul, sontak semua orang seperti kebakaran dagu. Bukan cuma jenggot tapi dagunya sekalian. Kebayangkan panasnya?

Rasanya kita ini dianggap pupuk bawang. Pupuk bawang itu kalau didalam istilah Jawa kira - kira bisa disamakan seperti anak kecil yang bisa disalah - salahin *tolong istilah ini jangan diambil juga*, pokoknya bisa dipandang sebelah mata deh. Banyak yang bersuara keras dalam menanggapi isu itu walaupun ada juga yang memandang dengan bijak dan berkomentar bijaksana.

Gue sih lebih suka menanggapi dengan biasa - biasa aja, soalnya gue sendiri masih suka beli dvd bajakan kecuali untuk film - film Indonesia dan kalau disuruh memeragakan kesenian tradisional pun, jujur aja, gue ngga bisa. Tapi itu kalau mood gue lagi bagus, kalau lagi mumet pasti gue akan bilang "Ganyang aja tuh negeri sebelah, toh Siti Nurhaliza udah ngga single lagi!".

Upacara penyambutan Gub. DKI

Hujan yang cuma beberapa jam itu sudah cukup bikin mobil sedan
kesulitan melintas di depan kantor gue. Gimana kalau hujan seperti bulan Februari kemarin?

Mungkin ini jadi semacam upacara penyambutan bagi Gubernur DKI yang baru untuk bisa membuktikan slogan masa kampanyenya yang berbunyi Jakarta Di Tangan Ahlinya itu.

Semoga maksud slogan itu adalah ahli dalam bidang
menanggulangi masalah - masalah yang ada di DKI, bukan
ahli dalam melestarikannya.

Semoga aja bisa. Toh bapak itu sudah pernah mendampingi Gubernur terdahulu, harusnya sudah pahamlah sama masalah
klasik DKI Jaya.

Banyak mahluk hidup yang susah karena banjir ini. Penjual batagor itu sedikit beruntung karena teman - teman di kantor
sedang lapar pas banjir datang. Kasian pak batagor itu jadi semakin berat dia harus dorong gerobaknya ditengah banjir. Kasian juga kecoa dan kelabang yang harus mati kami injak karena berusaha masuk ke kantor kami. Seandainya ngga banjir kan mereka masih bisa hidup tenang di rumah bawah-tanahnya.

Ya masih panjanglah jalan bagi Gubernur untuk membuktikan
slogan Jakarta Di Tangan Ahlinya. Yang sudah pasti adalah
Jakarta di tangan Tuhan. Kalau Tuhan kasih hujan yang deras dan
lama, habislah kita. Makanya daripada capek nunggu tindakan pemerintah, mending kita mulai sadar lingkungan. Insya Allah itu ada pengaruhnya. Yuk!

Tuesday, November 13, 2007

Tukeran link, blogging dan lain - lain

Awalnya gue cuma suka nulis - nulis di friendster dan kemudian multiply. Itu pun dulunya disuruh sama teman pas jaman gue lagi banyak masalah. Ternyata buat gue, nulis itu suatu terapi tersendiri untuk ngilangin suntuk. Makanya blog gue sangat lebar topiknya, apalagi gue itu impulsif berat. Jadi bisa aja tiba - tiba pengen nulis sesuatu tanpa peduli hasilnya.

Nah gara - gara suatu hari baca tentang pesta blogger, gue jadi kepingin punya ladang ini. Ternyata setelah blogwalking gue nemuin macam - macam topik. Salah satunya tukeran link. Buat gue sih, bebas - bebas aja lah. Gue cuma menyediakan tempat untuk tukeran link, malah ada beberapa link yang gue taro di ladang gue ini karena gue suka isinya dan gue ngga minta link gue ditaro di tempat mereka. Gue ngga tau itu melanggar etika atau ngga, selama gue ngga merugikan orang lain kayaknya gue bakal begitu terus. Btw, kalau ada yang keberatan linknya gue taro disini ya monggo bilang aja. Nanti aku ilangin deh.

Gue mah asik - asik aja selama ladang gue ini ngga diakui sama ladang jiran hehehe

Ngga jelas

Lumayan kaget juga pas weekend kemarin baca koran Kompas dan liat iklan (?) ini. Kaget karena liat estetika gambar yang ngga jelas, kaget karena baca kontennya yang ngga jelas dan kaget juga liat foto yang besarnya hampir seperempat halaman itu.

Menurut gue, secara estetika, iklan ini ga enak diliat karena pemilihan warna yang kurang cocok. Mungkin maksudnya mau menunjukan sisi patriotisme dengan cara memakai warna merah putih, tapi kok ya jadi ekstrem banget. Apalagi isi tulisannya pun keras dan nendang, tapi kok ya ngga tepat. Soalnya kalau mau bawa nama alumni Akmil, harusnya yang bikin ini adalah ketua perhimpunan alumni atau minimal sesepuh alumninya deh. Lha ini kok ya tiba - tiba ngejembreng ucapan seperti ini dari seorang alumni Akmil (yang hanya) lulusan tahun 68. Tapi yang paling bikin kaget ya fotonya itu lho. No comment lah.



Untungnya tadi pagi ada tulisan ini yang nempel di kaca belakang metro mini. Tulisan yang bisa bikin ngantuk gue hilang dan bikin gue tersenyum di pagi hari.

Friday, November 9, 2007

Ngeles.com a.k.a nylimur.com

Dialog ini sudah diterjemahkan dari bahasa Jawa Timuran ke bahasa Indonesia yang tidak baik dan tidak terlalu benar.

John: Lagi dimana?

Jane: Lagi jalan sama temen -temen.

John: Lho? katanya mau bantuin emak jaga warung sampe malem? Kok ngga ngabarin kalo jadinya jalan sama temen?

Jane: Iya tadi ada yang meninggal, jadi perginya buru - buru.

John: Tapi pergi sama temen - temennya ngga buru - buru kan? Harusnya bisa dong ngabarin. Btw, siapa yang meninggal?

Jane: Ngga tau, tapi setau ku sih tiap hari emang ada aja orang yang meninggal.

John: *yang ini kata - kata dalam hati dan ngga sempet diterjemahkan karena John sedang ternganga lebar* lho kok dadi koyok Sukijan sing senenge nylimur iku yo?

Thursday, November 8, 2007

Menteri baru

Mungkin perlu dibuat departemen baru dan dikepalai seorang menteri. Departemen ini khusus untuk urusan percaloan. Bisa aja namanya Menteri Pemberdayaan Penghubung. Kalau pakai kata calo mungkin agak ngga enak walaupun pemerintah, dibidang yang lain, sudah menggunakan kata busway -yang gak enak dibaca- secara resmi sebagai rambu jalan.

Kenapa perlu dibuat departemen khusus? Ya daripada ngga bisa dihilangkan, mending dilegalkan aja sekalian. Toh mereka banyak jasanya dan mampu bekerja dengan maksimal. Banyak kok contohnya, gak perlu dijelasin lagi lah. Lagipula para penghubung ini ngga perlu digaji karena mereka bisa mendapat fee dari jasa yang mereka tawarkan. Jadi sudah pasti ngga akan membebani anggaran pemerintah. Malah bisa memberi uang tambahan bagi orang - orang yang terlibat dengan mereka.

Kalau ada yang mengkoordinir para penghubung ini, mungkin ngga akan ada lagi tuh calo yang merugikan konsumen. Wuih why am I being sarcastic today?

Wednesday, November 7, 2007

Ahlinya

Kemarin gue baca koran Media Indonesia, ada berita soal banjir yang mulai menggenangi beberapa daerah di Jakarta dan soal kemacetan yang semakin parah. Memang, 2 hal itu adalah akibat dari masalah klasik Jakarta yang belum bisa dibereskan.

Kemudian dikoran itu juga disinggung soal slogan pas masa kampanye bang Foke yaitu "Jakarta Di Tangan Ahlinya". Ya semoga aja Gubernur yang baru ini bener - bener bisa jadi ahlinya Jakarta dalam hal yang positif, bukan cuma sekedar ahli kampanye. Atau kita harus ngerasain deja vu. Lagi??

Monday, November 5, 2007

Pernikahan seluler

Dulu gue pernah bilang sambil bercanda ngebandingin pernikahan sama tipe nomer handphone. Gue bilang, kalo nikah itu ibarat migrasi dari nomer prabayar ke paskabayar. Ternyata, setelah gue pikir - pikir, makin banyak lho kesamaan antara dua hal itu. *edan, yang beginian aja kok ya dipikir*

Contohnya gini, kalo nikah itu boleh disamakan dengan memiliki satu nomer handphone, berapa banyak godaan dari provider lain? Ada yang nawarin pake sejam bayar seribu, ada yang boleh pake gratis, ada yang boleh pake dengan biaya sangat murah dan malah ada yang berani nawarin makin sering pake makin banyak bonusnya.

Nah sekarang tergantung kita deh. Mau ganti nomer handphone atau mau punya nomer secondary? Biasanya keputusan diambil setelah coba - coba dulu. Bagi yang setia sama nomer lama, biasanya karena mereka sudah punya bonding yang sangat kuat atau karena malas harus nenteng - nenteng handphone sekian banyak.

Kalau gue sih, selama nomer - nomer lain itu ngga bikin repot atau justru membantu meningkatkan bisnis ya boleh lah punya nomer banyak. *sumpah, ini bener - bener bicara soal handphone lho :)*

Repost

Sambil nunggu dapet jam kosong di kantor biar bisa nulis, sementara ini gue repost dulu tulisan yang pernah gue tayangkan *ceile tayangkan* sebelumnya.


Bayi, innocent?.
Hari jumat kemarin tema makan gue adalah makan binatang sebanyak - banyaknya :). Ntah ya, mungkin gara - gara capek kerjaan atau capek ngliat berita kampanye cagubs jadi bawaannya pengen makan terus (bheh! alasaaaan aja).

Pagi gue makan nasi bebek, siang makan sapi lada hitam trus gue bingung mikir makan binatang apa for dinner. Akirnya gue pasang lah status itu di YM. Ada beberapa yang nyuruh gue makan broccoli, eeuuuugh. Lagian dah jelas - jelas gw lagi pasang tema makan binatang, kok ya nawarin broccoli? Nah trus ada juga yang, entah serius atau becanda, nawarin gue makan babi.

Kalo ga salah ada 5 atau 6 orang yang nawarin makan babi. Awalnya gue tanggepin serius dengan menolak. Karena menurut agama gue itu haram, tapi jawaban gue akirnya berubah setelah orang kesekian yang nawarin gue makan babi. Gue bilang, boleh lah makan babi asal iga bayi babi. Kan kalau bayi tuh masih innocent.

Salah ya gue? Maaf ya. Ini pasti efek jengkel gara - gara kampanye ga penting para cagubs.


Virginity.
Just another crazy talks at the office. Ini menjelaskan kenapa virginity dah ngga jadi hal penting buat sebagian orang. Dulu ada istilah second hand buat yang dah ngga virgin, sekarang pandangan sebagian orang dah mulai berubah. Ada yang ngeliat virginity as a slice of bread.

Analogy-nya gini. Apa ogy? hehehe. Kalo kita umpamakan virginity adalah sepotong roti. Tangan pertama yang membuka bungkus plastiknya hanya dapet sepotong roti yang polos. Enak siy tapi plain aja. Tangan kedua, ibarat yang mengoleskan mentega di rotinya. Dah lumayan ada rasa niy. Tangan ketiga yang megang roti itu adalah yang menambahkan berbagai macam sayuran segar. Tangan keempat adalah yang menambahkan potongan daging atau sosis. Tangan kelima, ini yang nambahin saus. Bisa mayo, mustard, chilli sauce atau sekedar tomato sauce. Nah, sudah lebih lezat untuk dinikmati kan? Tangan-tangan berikutnya mah cuma sekedar penyempurnaan rasa aja. Mungkin, semakin banyak tangan, rasanya makin melejit! :). Ngomong-ngomong, gue dari tadi ngga ngomongin gender lho ya. This theory applies for both male and female. Bon appetit!


Busway.
Paling fenomenal menurut gue adalah busway. Agak ngeganggu ya. Secara ngga efektif ngatasi masalah kemacetan jakarta dan kalo kita baca roadsigns yang berkaitan sama busway juga agak ngeganggu mata. Coba perhatiin deh, kalo yang tulisan "khusus busway" masih lumayanlah walaupun kurang jelas juga. Maksudnya semua bus boleh lewat situ atau apa ya?Kan itu busway artinya jalur bis. Terus sign yang paling ngga jelas adalah yang ada tanda verbodden-nya dan dibawah tanda itu ada tulisan kecuali busway. Apa sih? Mungkin kalo tulisannya "kecuali bus trans jakarta" pasti bakal lebih jelas maksudnya tapi orang kita juga udah terlanjur akrab sama kata-kata "naik busway aja". Kalo kata raynin,"naik trans jakarta kaleee". Ya memang itulah kata-kata yang benar. Trus kenapa juga harus pakai istilah busway? Dulu pemprov ngotot meng-Indonesia-kan semua istilah asing, e.g mall menjadi mal. Lha terus kenapa sekarang tega ngejembrengin kata2 busway dihampir semua wilayah DKI? Mana ngga tepat pula pemakaian kata-katanya. Haduh! Kalau urusan pemakaian kata-kata aja dah ngga jelas, gimana aplikasi programnya? Mending bang yos bikin account friendster aja bang, bisa nulis apa aja tanpa nyusahin orang. Ya emang sih ngga ngehasilin materi dalam bentuk apapun lha wong ya ngga ada yang peduli juga. Jadi kalau disuruh milih antara jadi gubernur atau warga biasa yang bebas nulis di blognya sendiri, kira-kira apa yang bakal dipilih? Kalau gue pasti milih jadi anak gubernur. Enak banget tuh. Ngga ikut pusing tapi ikut kaya dan tetep bisa nulis ngawur di blog.