Thursday, January 31, 2008

Pendidikan dan pekerjaan.

Beberapa perguruan tinggi negeri sudah mulai tersaingi mutunya oleh perguruan tinggi swasta. Ini diberitakan oleh Suara Pembaruan.com. Berarti seharusnya, mutu semua lulusannya juga bagus ya? Kalau sudah menjadi pelajar yang terpelajar apakah otomatis menjadi pekerja yang memiliki etos kerja? Sayangnya belum. Masih banyak lulusan perguruan tinggi lokal dan interlokal internasional yang bermental acakadul.

Coba liat sekeliling kita, pasti masih banyak menemukan orang - orang yang ngga bisa kerja dengan benar. Bukan bodoh. Tapi memang sekedar pengen kena gampar aja. Sayangnya di dalam lingkungan pekerjaan ini kita ngga bisa main gampar.

Ada yang bilang, anak - anak lulusan sekolah luar negeri itu lebih baik karena disana mereka sudah biasa hidup mandiri. Waduh, kalau soal mandiri ya ngga usah jauh - jauh ke luar negeri. Suruh nge-kost aja. Kalaupun tinggal di rumah, ya dididik untuk menjadi mandiri aja di rumah. Toh yang sekolah di luar negeri juga ngga 100% hidup mandiri, kan mereka juga terima uang bulanan.

Jadi selain pendidikan sekolah, sepertinya kita juga harus memperhatikan pergaulan, wawasan dan juga pengasuhan dari dalam keluarga sejak dini. Asyik kan kalau Indonesia bisa jadi negara hebat. Toh negara yang maju bukan mutlak karena punya pemimpin dan pemerintahan yang hebat.

Yuk kerja lagi yuuuk, jangan blogging muluu

Menduakan Tuhan.

Tulisan gue kali ini agak serius. Mungkin memang ada korelasi antara tanggal tua dan keseriusan...hiks.

Semalam gue minum obat dan saat itu anakku bertanya soal kesembuhan dan Tuhan. Dia bertanya apakah yang menyembuhkan kita dari sakit itu adalah obat yang kita minum atau berkah dari Tuhan? Karena menurut guru agamanya, Tuhan itu yang memberi kita rejeki termasuk di dalamnya adalah kesehatan. Gue bilang, obat itu adalah media yang menyembuhkan kita dari sakit tapi jangan lupa berdoa supaya Tuhan memberi kita kesehatan melalui obat itu. Terus anakku bertanya, "Kok bapak ngga bilang Bismillah?" Dan gue pun berkelit, "Kan bapak bacanya dalam hati."

Setelah gue pikir - pikir, ternyata gue memang sering lupa sama Tuhan justru pada saat melakukan hal - hal kecil. Misalnya pada saat lapar, gue berpikir bahwa warteg adalah penyelamat hidup gue. Padahal kalau hari itu Tuhan menghendaki agar si pemilik warteg menutup warungnya, ya mana bisa gue makan disitu? Dan ini pernah kejadian beberapa hari lalu. Waktu itu beberapa penjual makanan yang gue tuju, nggak ada satu pun yang buka! Sebel deh. Bukan sebel sama Tuhan tapi sebel aja harus keliling cempaka putih sambil nahan lapar.

Dari pengalaman di atas, ternyata memang benar bahwa kita ngga selalu menjadi pengajar bagi anak kita. Kadang - kadang, justru anak kita yang menjadi pengingat bagi kita. Dan ternyata..biarpun gue nulis serius kayak gini, tetep aja ngomongin makanan. Pantes aja gue gendut besar.

Tuesday, January 29, 2008

Like father like son. Gawat.

Kurang lebih setahun yang lalu, pernah ada cerita soal taman makam pahlawan. Cerita lengkapnya disini. Kalau mau baca percakapan dibawah, coba buka link itu dulu biar lebih ngerti kejadian selengkapnya.

Kejadian diatas murni karena waktu itu anakku masih belum paham sama TMP Kalibata, sekarang dia sudah kelas 1 SD dan pastinya sudah jauh lebih paham sama kejadian - kejadian yang aktual. Nah kemarin, pas pak Harto dimakamkan, kebetulan gue di rumah karena nemenin anakku yang lagi gak masuk sekolah karena sakit. Dan terjadilah percakapan ini:

Anak: "Dimakaminnya dimana sih?"
Bapak: "Di Solo, di makam keluarganya pak Harto"
Anak: *sambil cengar - cengir iseng* "Kok ngga di taman makam pahlawan bareng superman?"
Bapak: *speechless lagi*

Aduh, apa ini yang namanya karma? Apa bakat iseng itu menurun secara genetik? Hih! Besok - besok kalau mau iseng, sama mama mu aja.

Mobil mini.

Kalau liat berita - berita otomotif internasional, kayaknya makin banyak produsen mobil yang bakal meluncurkan mobil - mobil mini seperti Tata Nano itu. Mobil - mobil mini ini irit bahan bakar dan harganya juga murah.

Bakal masuk pasar Indonesia ngga ya? Pasti laris manis dan pasti, kalau di Jakarta, bakal makin macet. Lucu juga tuh kalau liat mobil - mobil ini pas kena macet di belakang bis Damri. Bakal keliatan kayak bebek baris gini kali ya?


Monday, January 28, 2008

Kisah - kisah duka bangsa ini.

Mulai dari bom Bali, tsunami Aceh, gempa Jogja dan meninggalnya mantan Presiden RI. Rate card pemasangan iklan di televisi pada naik ngga ya pada saat berita - berita itu ditayangkan?

Sunday, January 27, 2008

Kira - Kira Airlines..

Sabtu malam sepupu gue kembali ke Malaysia untuk (memulai lagi) menyelesaikan thesisnya. Dan dia sempat sms soal pengumuman delay penerbangannya. Pengumumannya kurang lebih seperti ini "Penerbangan ke Kuala Lumpur kira - kira akan diberangkatkan pukul 8". Kenapa ada kata kira - kira ya? Dulu gue juga pernah dapet pengumuman yang sama pada saat pesawat gue delayed dari Lampung ke Jakarta. Apa memang industri penerbangan kita sudah terbiasa dengan kata kira - kira?

Kira - kira mendarat di tempat tujuan ngga? Kira - kira bakal ada komponen pesawat yang lepas ngga? Kira - kira bakal motong jalur ngga? Betul - betul sudah jadi industri yang aneh. Bahkan untuk terbang ke benua Eropa pun, maskapai kita dilarang.

Dari dulu industri penerbangan kita memang sudah aneh. Jaman PT. Dirgantara Indonesia masih bernama IPTN pun kita sudah aneh. Aneh, karena kita sibuk membuat pesawat tanpa tau siapa yang bakal membeli. Padahal, dalam khayalan gue, kalau pemerintah kita bisa bikin program kerjasama internal, kira - kira (uh kira - kira lagi), bakal lebih baik nasib industri dirgantara kita. Bayangkan seandainya TNI, Polri, Dephub dan bahkan Dinas Pemadam Kebakaran kita bisa diatur untuk mampu memiliki pesawat produksi IPTN yang tentunya juga akan fokus memproduksi pesawat sesuai kebutuhan NKRI, tentunya kita juga ngga akan repot jualan ke negara lain. Dan harus ditukar beras pula.

Sekarang ini, rasanya jadi mubazir kecerdasan orang Indonesia dalam hal kedirgantaraan. Sedih. Sedih karena gue sempat melihat sendiri kelakuan orang - orang kita pada saat mengikuti airshow di Australia. Sebagian besar masih sangat tidak profesional. Sedih. Sedih karena di lain pihak sudah ada test pilot kita yang gugur pada saat melakukan uji terbang CN 235.

Semoga kita bisa menghargai jasa orang - orang yang sudah melakukan pengorbanan. Tidak hanya dalam bidang kedirgantaraan tapi di semua bidang, supaya kita betul - betul bisa jadi bangsa yang besar, bangsa yang tidak minderan, bangsa yang tidak disepelekan dan bangsa yang mampu berdiri sendiri tanpa bergantung pada negara lain. Amin.

Saturday, January 26, 2008

Baju mini midi mici

Judulnya, minjem kata - kata dari Alin Simatupang.

Pasti semua sudah tau berita terkini dari Dewi Persik yang memukul orang gara - gara dia digrepe. Jadi siapa yang mau disalahkan? Si pemakai baju minimalis atau si kurang ajar yang otaknya minimalis?

Sebetulnya, secara geografis dan demografis, Indonesia ini surganya orang yang senang memakai baju mini midi mici. Karena suhu cuaca negara kita yang memang panas, jadi lebih nyaman bagi sebagian orang untuk memakai baju yang minim. Dan beruntung kita ngga punya musim dingin yang menggigit seperti kebanyakan negara di eropa sana. Coba bayangkan, apa jadinya kenek metromini pada saat winter? Dengan pakaian yang tipis saja dia sudah harus susah payah berdesakan demi menagih uang dari penumpangnya, apalagi jika dia harus memakai baju hangat yang tebal?

Khusus untuk soal pelecehan, terutama bagi yang perempuan, ya sebaiknya kita mengukur situasi dan kondisi sebelum berpakaian. Kan lebih gampang menjaga diri sendiri dibanding berharap orang lain mau menjaga kehormatan kalian. Apalagi kalau berhadapan dengan orang yang sedang berkumpul, di situ bisa terjadi banyak kemungkinan. Gue yang berjenis kelamin pria aja pernah ngalamin hal mengejutkan. Dulu waktu ikut bokap ke pedalaman Irian, gue masih SMP, tiba - tiba pantat gue ditowel sama gerombolan cewe - cewe Irian. Padahal gue pakai pakaian yang rapi(h) dan di sebelah kanan kiri gue itu ada pak tentara yang bersenjata lengkap. Hebat gak tuh gue cewe - cewe pedalaman Irian? Tapi sejujurnya gue ngga permah menganggap kejadian itu sebagai pelecehan, gue cuma mengganggap itu adalah apresiasi cewe - cewe Irian yang berlebihan. Aih, apa coba yang diapresiasi?hahaha

Intinya, jangan berharap semua orang itu bisa berkelakuan seperti apa yang kita harapkan. Nah kalau kita sudah paham bahwa diluar sana banyak orang yang suka bertindak aneh - aneh, ya jangan nekat berpakaian terbuka. Kecuali kalau kita merasa punya kemampuan seperti belut listrik. Itu lain perkara.

Thursday, January 24, 2008

Pendiam dan sedikit pemalu.

Tiba - tiba YM gue bergetar. Karena ada yang buzzing. Bukan karena ada yang menyatakan cinta. Kalau itu mah hati yang bergetar.

Ternyata mba Fitralalaa trililiii yang buzzing. Dia minta pendapat gue tentang temennya yang lagi suka sama cowo pendiam dan (mungkin) juga pemalu. Detail obrolannya ga usah gue critain di sini lah. Gue cuma mau mendoakan temennya Fitra supaya berhasil dalam misinya.

Dari obrolan itu, gue jadi agak ngerasa senasib sama cowo pendiam yang ditaksir sama temennya Fitra itu. Susah lho jadi orang pendiam. Perlu tenaga extra buat mengekspresikan diri *cuih banget ya bahasa gue*.

Nah kalau ada yang gak percaya kalau gue pendiam. Coba klik profile gue di pojok kanan atas itu. Itu beneran jujur kok. Tapi kalau ngga mau ngeklik juga gapapa, gak penting juga siy qkqkqkqkh.

Gue ini emang mampu kalau disuruh "bicara" lewat tulisan. Kalau chatting di YM juga gue Insya Allah masih bisa "bawel". Tapi kalau ketemu dan ngobrol secara langsung (nada bacanya agak diangkat pas baca kata langsung, biar dramatis), duh! Rasanya gue tuh tiba - tiba blek, sek, ngek.

Tapi kalau gue lagi ngobrol sama target operasi, meminjam istilah pak polisi, waaahhh bisa lancar nih mulut. Bisa tetetoet tetetoet gitu deh. Terbukti semua cewe yang gue jadiin T.O, bisa gue pacarin dengan lancar. Walaupun abis itu putus dengan gilang gemilang juga sih. Ya gimana gak putus kalo gak diajak ngobrol? Ngajaknya yang tuuuuttt *kena sensor* mulu sih. Hehehe ngga kok, becandaaaaaaa. *hih moga - moga istri gue ga baca*

Nah! Soal istri gue yang cantik dan baik hati ini. *puji terus, biar aman, jaga - jaga aja sapa tau dia baca*. Dia itu termasuk korban gue. Dalam arti gini, sebelum dia sempet mikir putus, langsung gue nikahin. Dan sebelum dia nyadar dan menyesal, langsung gue bikin hamil. Nah dari event - event nikah dan hamil itu kan gue jadi banyak bahan obrolan tho. Apalagi setelah anakku lahir dan mulai sekolah. Makin banyak deh bahan obrolan. Amaaaaan.

Wednesday, January 23, 2008

Mainan baru.

Barusan main ke blognya bengz, terus dapet mainan baru hehehe

Beberapa tahun yang lalu.
-klik aja gambarnya biar jelas-

Diatas itu adalah cerita bohong pas lagi awal - awal bikin blog di FS, kira - kira 2 tahun yang lalu lah.

Test Drive.


Hari Sabtu kemarin gue ikutan test drive Gran Max di Astra Daihatsu Pluit bareng teman - teman dari ZEC. Sekedar info aja, menurut gue, mobil ini cocok banget bagi yang mencari mobil niaga untuk investasi jangka panjang. Kalau mau mobil penumpang, mending tunggu varian barunya aja. Pasti bakal muncul deh. Soalnya yang ini sudah terjual banyak, laris manis.

Nah kalau soal mencari pasangan hidup yang jelas - jelas bakal jadi investasi seumur hidup, boleh "test drive" juga ga siy? Kalau mau jawab boleh kok. Bebas. Monggoooo..

*untung gue ga perlu jawab, lha wong wis nduwe :-P*

Dahsyat

Mengenyangkan! Eh maksud gue, mencengangkan! Hits di blog gue ini tiba - tiba naik secara eksponensial. Setelah gue cek ternyata gara - gara tulisan gue yang ini di seret - seret ke sini. Dan gara - gara para pengunjung blognya Fitra inilah, yang kemudian mampir ke blog gue,  hits gue jadi melonjak.

Thanks ya Fit. Thanks karena sudah memperkenalkan banyak teman walaupun kita sendiri belum pernah ketemuan hehehe.

Menurut gue, inilah hebatnya komunitas Blogfam. Dari yang awalnya gue sekedar blogging untuk pelampiasan emosi jiwa (ceileee dangdut banget siy), trus join blogfam untuk meluaskan wawasan dan akhirnya malah dapet teman - teman baru yang dengan suka hati terpaksa rela gue cela - cela hehehe, iya gak bun? (baca: buntelan, bukannya bunda :-P)

Dan ada juga mamak dahl yang belum apa - apa sudah nawarin bantuan untuk pasang template baru buat blog gue ini. Jadi nanti kalau tiba - tiba tampilan blog ini berubah, itu pasti karena jasa baik Dahlia. Ngomong - ngomong, walaupun Dahlia gue sebut dengan nama mamak dahl, dia itu belum jadi mamak - mamak lho. Dia itu jomblowati yang belum ketemu pasangan yang cocok. Iya sih, gue tau mencari cowo itu ngga gampang karena cowo itu sama dengan tempat parkir. Kenapa? Karena tempat parkir yang bagus biasanya sudah diambil orang. Tapi ngga masalah, toh sekarang banyak dibangun gedung baru. Mari sini gue bantu cari tempat parkir :)

Tuesday, January 22, 2008

Pentingnya Nama (catatan yang tertinggal)

Nama Wannabe, bagi sebagian orang bisa dianggap keren karena bernuansa Jepang. Tapi coba kalo lo seorang yang berprofesi sebagai Disc Jockey yang sering bermain di ajang internasional dan memilih nama panggung, DJ Wannabe. Apa masih keliatan cool?

Pentingnya nama.

Kemarin temen gue baru jadi ayah dan ibu. Anaknya dikasi nama Sabil Elang Perdana. Nama yang bagus.

Dengan senang gumbira gue mengucapkan selamat. Dan dengan tolol gumolol gue melanjutkan ucapan selamat itu dengan kalimat "Jadi, anak kedua lo ntar namanya Sabil Elang Isi Ulang?" Untung suami istri itu sudah kenal gue lama, jadi mereka gak protes nama anaknya gue acak - acak.

Memikirkan nama itu memang penting. Karena bakal dibawa seumur hidup sama si penerima nama. Orangtua gue juga memberi nama panjang yang bagus, terjemahan bebasnya, duta negara yang setia mendarmakan cahaya yang agung. Mungkin maksud orangtua gue itu, gue harus mendarmakan sesuatu yang baik bagi negara dan orang sekitar gue, bukan sesuatu yang negatif macam penjahat - penjahat itu. Tapi tanpa gue tau kapan mulainya, tiba - tiba gue lebih populer dengan nama panggilan Ragil yang berarti bungsu.

Kalau bicara soal arti sebuah nama, dari beberapa yang gue inget, gue pernah pacaran sama bulan, bunga, bintang utara dan berpendirian kuat. Sekarang gue beristri lampu.

Di belahan lain ranah bumi ini, ada yang bilang apa arti sebuah nama. Coba orang - orang itu tinggal di Indonesia dan berani berganti nama menjadi Maling. Pasti dalam sekejap mereka paham arti dari nama itu jika di tengah keramaian ada yang melambai dan memanggil mereka dengan keras, moaliiiiiiing! Bisa mendadak byar pet pandangan mata mereka.

Friday, January 18, 2008

AAAAAARRRGH!

Jumat malam itu harusnya senang - senang. Gak nyangka bakal meradang. Hampir habis nafas, kepala pun panas.

Untung masih ada akal, walau cuma sejengkal tapi itu yang menahan tangan ini mengepal.

Mungkin memang harus dihajar supaya kelar, bukan malah nulis yang sok puitis. Tapi jangan lah mengajak kembali ke masa yang rusak, karena sekarang sudah ada anak.

Tapi kalau blog ini memang tak mampu menahan, terpaksa kita bertemu man to man. (tolong dibacanya man tu man, jangan men tu men! biar pas sama akiran kata MENAHAN)

Panen di ladang.

Ini buah dari hasil memanen bareng pak gubernur. Gubernur mana? Mungkin gubernur jendral. Jendral apa? Entahlah, kemungkinan besar ya jendral kancil. Lalu apa yang dipanen? Terserah kalianlah itu.

Buahnya kira - kira seperti ini:

Bagi warga yang sudah merasa sumpek dengan kota ini, mungkin bisa dipikirkan untuk segera pindah kota. Kotanya bebas, terserah warga yang mau pindah tentunya. Gubernur jendral kancil tidak bisa memberi saran karena beliau sudah cukup pusing dengan kotanya sendiri. Salah satu masalah yang membuat pusing adalah soal banjir. Banjir yang sejak puluhan tahun sering mampir ini tidak bisa ditolak karena sebagai tuan rumah yang baik, kita harus selalu membuka tangan dengan lebar untuk menerima semua tamu apapun yang datang.

Sementara itu bagi warga yang sudah terbiasa dengan berbagai kenyamanan kota ini dan berat hati untuk pindah kota, gubernur jendral kancil menyarankan untuk pindah rumah saja. Coba cari rumah yang dekat dengan tempat mencari nafkah, ini kata beliau. Menurutnya, dengan cara ini kemacetan bisa berkurang karena penggunaan sarana transportasi otomatis berkurang. Kalau soal biaya pindahan, gubenur jendral kancil juga tidak bisa memberi saran karena masih pusing menghitung biaya proyek - proyek warisan pejabat sebelumnya yang belum juga menghasilkan profit manfaat bagi masyarakat banyak.

Gubernur jendral kancil juga menyarankan bagi warganya untuk memiliki mobil tidak lebih dari satu dan memaksimalkan penggunaannya untuk seluruh anggota keluarga. Ini juga akan sangat membantu mengurangi kemacetan. Bahkan untuk urusan mobil ini, gubernur jendral kancil membandingkannya dengan agama. Dia bilang, kita hanya bisa memiliki satu agama, coba tanamkan prinsip itu untuk kepemilikan mobil. Jangan tiru orang geblek yang pernah berkata bahwa kita bisa punya dua agama karena kalau dengan satu agama saja kita bisa masuk surga, apalagi kalau kita punya dua. "Itu jangan ditiru!" begitu kata sang gubernur sembari mengakhiri aktifitas memanennya.

Thursday, January 17, 2008

Proyek Sangkuriang

Kemarin kita dapet proyek yang masuk kategori proyek Sangkuriang. Bukan dalam pengertian proyek shooting dengan tema cinta keblinger lho. Maksud dari proyek sangkuriang itu adalah proyek yang persiapannya cuma sehari. Jadi kemarin kita grubak - grubuk repot huha seharian karena client kita ngga punya kantor perwakilan di Jakarta. Semua komunikasi harus via email dan telepon. Repotnya lagi, kalau di telpon, client kita itu termasuk orang - orang yang pengucapan bahasa Ingrisnya ngga jelas. Jadi kita harus ngucapin kata "excuse me" dan "pardon" hampir setiap 25 detik sekali. Aih kalo ini mah gue aja yang mendramatisir, biar critanya seru lah hehehe. Tapi emang seru kok, soalnya kan kita juga harus ngerjain proyek yang lain selain proyek sangkuriang ini. Suweeeerrr seru, percaya deh.

Akhirnya kemarin kita baru finalize proyek itu kurang lebih jam 5 sore. Si Janjang, produser kita, kelabakan bikin persiapan untuk shooting hari ini. Kan ngga gampang nyari green screen dan ngurus ijin di BEJ dalam waktu semalam. Makanya Jang, jangan kebanyakan ngibulin cewe huahahaha. Kena tulahnya gini nih. Ya itu lah serunya kerja di peha, banyak cewenya deg-degannya. Syukurly (aduh gue mulai euneg deh dengan kata - kata yang pake ly ini), semua persiapan pagi ini selesai kecuali perijinan yang masih dalam proses.

Ngga seperti kang Sangkuriang itu, semua proyek sangkuriang kantor gue Insya Allah selalu sukses. Cuma ya masih deg - degan juga. Soalnya begitu hari ini selesai shooting, kaset - kaset itu itu harus segera dikirim ke Hongkong. Semoga shootingnya ga bermasalah. Well, good luck guys.

Wednesday, January 16, 2008

Culture shock a.k.a kaget kultural.

Jujurly setelah sekian lama ga pernah naik motor, gue agak kaget pas jadi boncengers akhir - akhir ini. Beberapa hari terakhir ini gue mbonceng temen kalau pergi meeting. Enak sih, ngga terlalu makan waktu bermacet - macetan di jalan. Cuma ya itu tadi, gue ngalamin kaget kultural sebagai boncengers. Kata - kata kaget kultural itu sebetulnya ada ga sih? hehehe.

Iya gue kaget karena sudah terbiasa sama kultur bumper to bumper kalau lagi nyetir mobil. Nah pas jadi boncengers ini, gue ngalamin hand to hand, sikut to sikut dan dengkul to dengkul. Walaupun sehari - hari gue juga liat jumlah pengendara motor yang makin mbludak tapi gue gak kebayang kalo sampai segitu parah. Malah pas mau meeting di Sahid beberapa hari lalu, gue ngalamin stuck di jalan. Edan! Motor aja stuck. Gak bergerak! Untung gue boncengers, gimana rasanya temen gue yang ngeboncengin gue ya?

Sialnya lagi, tiap kali gue mbonceng, tiap kali juga ban motor itu kurang ajar angin. Jadi ada pengeluaran tambahan buat isi angin gitu deh. Sinting, udah kayak kena bayar biaya over weight kalau naik montor mabur (baca: pesawat terbang).

Iya sih, gue emang menggendut besar. Lha tapi masak iya motor aja harus ikut - ikutan "mengingatkan" kegendutan gue? Dasar motor durhaka!

RSPP

Ga tahan juga. Padahal gue sudah setengah mati nahan diri biar ga ikutan nulis soal mantan presiden yang sedang kritis di rspp. Gue ga tahan. Ga tahan karena kasihan. Kasihan sama wartawan dan orang - orang lain yang harus jaga di rumah sakit, selain keluarga tentunya. Kalau keluarga kan memang sudah jadi kewajiban mereka untuk nungguin di rumah sakit.

Masalahnya, kalau yang sakit itu orang yang pernah sangat berkuasa, sudah pasti bakal jadi bahan berita dan menarik perhatian banyak orang. Eeee tapi mbok ya jangan kebablasan tho ya. Maksud gue, kalau memang tertarik mengikuti beritanya ya ikutin aja tanpa harus berkomentar macam - macam. Ndak usahlah dikomentari soal masalah hukumnya, kecuali kita memang terlibat. Ndak usah lah kita komentar soal keburukannya, kecuali kita memang pernah terkena dampaknya secara langsung. Mungkin ada yang bilang, lha kita ini kena krismon kan gara - gara dia juga. Mungkin iya. Mungkin juga ngga. Toh yang namanya dunia politik dan kekuasaan itu sangat rumit dan banyak konspirasi yang njlimet.

Kalau banyak yang menyebut mantan presiden itu adalah bekas penguasa nomer satu di republik ini, mungkin benar, mungkin juga salah. Toh bisa aja dia sekarang masih berkuasa, walaupun tidak lewat tangannya langsung.

Nah bagi yang tetep pengen berkomentar karena ga tahan nahan diri, macam gue sekarang nih. Ya marilah kita berkomentar sesuai porsi aja. Misalnya, kalau memang ga suka sama cara dia selama berkuasa dulu, ya komentarnya dibatasi seputar dia sebagai Presiden RI aja, jangan dicampur sama hobi memancingnya. Memang, kalau dia pergi mancing, bisa repot tuh satu armada angkatan laut kita. Banyak istri dan anak yang harus ditinggal suami dan ayahnya berminggu - minggu karena harus mengamankan wilayah laut yang dipakai mancing. Lha tapi yang pergi mancing itu individu yang kebetulan menjabat sebagai presiden, bisa kacau negara ini kalau ada apa - apa dengannya di laut.

Nah buat yang suka sama cara dia memimpin, ya cukup memuji ala kadarnya aja. Ngga usah lah sampai memuja bagai dewa. Jangan lupa, selama memimpin negara, dia itu banyak didukung tim yang harus bekerja maksimal untuk membuat program - program pembangunan. Memang, dia itu pintar dan berwibawa tapi ya jangan terus disangkut - sangkut kan dengan jumlah dukun dan paranormal yang dia punya. Toh kalaupun benar, dukun dan paranormal itu juga dibantu sama Allah atau bahkan (mungkin) iblis. Apapun itu, terserah mereka lah. Toh yang nanggung dosa dan pahalanya ya mereka sendiri.

Sudahlah, sekarang ini kemungkinannya cuma dua. Sembuh atau wafat. Apapun itu, kita doakan aja semoga kita bisa segera memiliki negara yang makmur, sejahtera dan beriman. Aih ga nyambung ya? Iya, soalnya buat gue, semua mantan presiden dan juga presiden yang masih berkuasa sekarang ini adalah elemen - elemen yang bakal membentuk negara NKRI menjadi semakin berkembang. Semoga berkembang ke arah yang positif walaupun harus melewati cerita - cerita buram di masa lalu. Contohnya, kejadian Malari 1974. Dulu rusuh karena menolak investasi asing, walaupun ada cerita konspirasi juga di balik itu. Sekarang kita lihat, investasi asing itu punya andil membangun negara ini. Suka atau tidak suka.

Demikian juga soal para mantan pemimpin negeri ini. Kita suka atau tidak, mereka itu punya andil mengembangkan NKRI dan memajukan rakyatnya. Bagi yang merasa pernah dirugikan di masa lampau, jujur aja gue ga berani ngomong banyak karena masalahnya terlalu rumit.

Kalau buat gue pribadi, gue cukup bersyukur dengan apa yang gue dapat. Ya minimal, sekarang ini gue jadi kenal internet dan bisa blogging. Aih sepele banget ya tujuan hidup gue?

Monday, January 14, 2008

Selamat ulang tahun.

Hari ini hari ulang tahun salah satu teman baik dari gerombolan SMA gue. Kami berteman sejak kelas 1. Udah kayak saudara deh. Sering senang - senang bareng, pernah berantem lawan anak - anak lain dan juga ribut antar kita sendiri. Seru! Sampai hari ini pun beberapa dari kita masih sering ngumpul. Sekedar nonton liga Inggris, ngadu PS, ngopi - ngopi dan bahkan ada beberapa yang pernah kerja bareng.

Khusus untuk temen gue yang hari ini ultah, dia pernah kita kasih gelar Haji S2 Pergaulan. Karena dia memang sudah selesai kuliah S2, haji dan masih beredar kemana - mana. Pokoknya kalo perlu info party tinggal telpon dia dan kita pasti bisa masuk dalam guest list di mana pun. Temennya banyak banget, pokoknya sejutaenambelas lah teman dia. Itupun dia masih sering main bareng kita dan malah sempat punya usaha bareng dengan salah satu teman gerombolan SMA ini, disamping kerja kantornya. Kayaknya dia itu punya enerji yang berlebih.

Sekarang kita sudah ngga bisa jalan bareng dia lagi. Dua tahun yang lalu, tepat seminggu setelah ulang tahunnya, dia meninggal karena meningitis.

Selamat beristirahat Rushdy dan selamat ulang tahun, itu yang kita ucapin dua tahun lalu di rumah sakit selain ucapan semoga lekas sembuh. Sekarang, cuma doa yang bisa kita kirim.


Wednesday, January 9, 2008

Cara penyajian kopi

Buat gue, kopi itu paling enak kalo disajikan di dalam gelas seperti di atas. Apalagi kalo minumnya sore - sore di warung sambil makan gorengan. Mungkin yang bikin nikmat itu adalah suasana santai warungnya dan gelas seperti diatas itu sangat identik dengan warung. Jadi nuansa warung santai itu selalu terbawa pas gue lagi minum kopi pake gelas macam itu. Hmmmm slurups deh.

Bahkan, menurut gue, jauh lebih nikmat daripada kalau disajikan dalam cangkir - cangkir dibawah ini. Walaupun minumnya di ruang kantor yang ber-AC, cafe ataupun coffee shop hotel bintang 5, tetep lebih nikmat yang atas itu.



Tapi apapun kopi dan cara penyajiannya, pasti nikmat - nikmat aja kalo yang nyajiin mba Jennifer Garner ini. Hmmmmm slurups banget deh....


Hmmmm semoga istri gue ga baca blog ini...hmmmmmmppfffhhhh...

Monday, January 7, 2008

Horny.

Anak sekolah mulai masuk. Jalanan macet. Ah kemarin pun macet. Sekarang ini rasanya udah ngga ada perbedaan antara waktu libur dan hari sekolah. Bahkan weekend pun tetep macet. Khususnya jalur warung buncit - mampang.

Kenapa ya? Karena busway? Atau jumlah kendaraan yang makin banyak? Mungkin juga karena jumlah penduduk Jakarta yang makin banyak. Kalau soal jumlah penduduk, jumlahnya memang selalu bertambah dari tahun ke tahun. Boleh cek disini. Ini pasti karena orang Indonesia itu sangat horny. Ngga perlu campur tangan Inul, ngga perlu Rhoma Irama kebakaran jenggot.

Emang dari sononya kita horny.

Friday, January 4, 2008

Dear sob

Ini cuplikan email dari client gue.

Dear Sob,

Langsung aja ya.

Activation Channel :

· Residensial (Perumahan)

Activitinya lebih ke acara di balai desa atau pendopo.

Singkatnya acaranya akan seperti sesi penyuluhan.

Yang akan diliput aktivitasnya & testimonial dari partisipan.

Dibuat 1 versi

· Tour Wisata (indoor)

Aktivitasnya akan berupa kunjungan atau tour

Singkatnya seperti karyawisata

Yang akan diliput aktivitasnya & testimonial dari partisipan


Singkat dan tidak padat, terlalu singkat malah. Dan sialnya dari brief yang singkat ini, kami diminta membuat perkiraan biaya.

Tolong ya sob, kami perlu data yang lebih banyak dari ini. Misal, lokasinya dimana? Dalam kota atau luar kota? Berapa hari shooting? Terus bentuknya nanti coverage atau filler (sob)? Kemudian, maksudnya indoor itu apa sob? Ruang kantor? Aula? Atau malah pabrik (sob)? Ini bakal pengaruh ke lighting set lho sob.

Memang, production house itu spesialisasinya membuat iklan dan juga semua produksi yang berhubungan dengan video tapi bukan berarti anak PH itu bisa meramal segala keperluan produksi (sob). Please deh sob, itu tugas mama loren.

Anyway sob, kalo elo kebetulan baca blog ini. Jangan tersinggung ya (sob). Ini sekedar masukan supaya di lain hari kami bisa bekerja lebih efektif dan ga perlu bolak - balik telpon elo lagi (sob).

Thursday, January 3, 2008

Dimana ya?

Ini adalah tanda di atas meja sebuah tempat makan di Plaza 88 kalau ngga salah. Pokoknya letak plaza-nya ada di depan Snappy daerah Kemang. Kenapa ngga pakai bahasa Indonesia aja ya? Atau kalau mau ya pakai bahasa Inggris sekalian tapi ya sudahlah, wong pemerintah kotanya aja menulis rambu jalan dengan tulisan Khusus Busway.


Menulis, memasang dan menyebarkan di seantero kota metropolitan Jakarta. Dimana sih kita sebetulnya? Atau mungkin, siapakah kita sebenarnya? Mungkin itu pertanyaan yang tepat.

Sekedar mengingat bulan Januari 2007.

Dar der dor.

Olahraga ini dulunya sangat ngga gue suka, mungkin karena belum pernah nyoba. Setelah berhasil dibujuk dan dirayu sama Tommy, bukan Soeharto, akhirnya gue ketagihan. Bicara jujurly, ternyata menembak itu jauh dari kesan arogan dan bahkan sangat bagus untuk melatih konsentrasi dan kesabaran. Ini untuk latihan menembak tepat, kalau tembak reaksi ya pasti sudah naik level. Karena untuk tembak reaksi itu perlu konsentrasi, ketepatan dan kecepatan.

Untuk soal fisik, sama aja seperti olahraga yang lain. Kita perlu fisik yang baik untuk bisa memusatkan pikiran. Buat gue, menembak ini sama dengan golf dalam hal mood. Kalau mood lagi jelek jangan sekali - kali datang ke shooting range dan nembak. Pasti berantakan. Sama kayak golf, swing kita bisa kacau kalau mood lagi ancur. Pokoknya disini betul - betul bisa melatih kita jadi pekerja profesional karena belajar menguasai diri dalam pekerjaan tanpa terpengaruh kondisi mental.

Dan lagi, buat gue olahraga ini ngga mahal. Karena senjata minjem dan gue cuma beli peluru hehehe. Lha kan emang gue niat melatih diri jadi pekerja profesional yang dalam artian mampu bekerja maksimal dengan sarana terbatas huhuhu.

Jangan bandingkan tempat latihan nembak yang sering gue datengin ini dengan shooting range di Senayan. Kalau itu mah , buat gue, mahalnya huha! Lagian ditempat gue itu sangat tertib. Setelah selesai latihan, senjata harus masuk gudang lagi. Tidak boleh dibawa pulang, walaupun milik pribadi. Ini penting karena ngga semua orang mampu mengendalikan diri jika membawa senjata api, senpi menurut polisi atau jat menurut tentara.

Ya semoga tahun ini club menembak tempat gue itu makin berkembang dan berprestasi dan gue juga bisa rutin latihan lagi. Sebuah club yang juga sebuah keluarga yang seru.

Tuesday, January 1, 2008

Awal seru tahun 2008.

Bapak gue telpon jam 10 pagi tanggal 1 Januari 2008. Gue baru bangun dan belum sadar penuh. Lha wong gue baru tidur pas subuh. Seperti normalnya anak laki (yang pernah) badung, perasaan gue langsung ga enak pas mau terima telpon ini. Dalam hati udah ada perasaan salah-apa-lagi-gue-? Soalnya tadi malem kita barusan merayakan malam tahun baru bersama keluarga besar dari bapak, jadi ga mungkin banget sepagi ini bokap gue telpon kalau cuma sekedar mau nanya kabar anak gue. Sudah pasti ga mungkin.

Ternyata betul. Gue ditegur dengan gaya santai bapak gue karena semalam gue dateng ke acara tahun baruan dengan memakai celana pendek. Haduh!

Emang sih, acara itu digelar di rumah adik dari bapak gue dan kebetulan, si adik ini sekarang sedang jadi pejabat. Masalahnya, gue pikir itu adalah acara santai keluarga. Jadi boleh dong gue pakai celana pendek dan polo shirt? Toh gue dateng dengan mengucap salam, mencium tangan dan berlaku sopan terhadap tuan rumah dan semua tamu *yang mana adalah, saudara gue semua.Hiks*. Kok hiks? iya soalnya disitu banyak yang cantik, tapi sodara gue semua geto looo. Hiks.

Nah kalau menurut standar bapak gue yang kebetulan juga dulunya adalah pejabat, pakaian gue semalam itu sangat tidak sopan. Bapak agak kaget ngeliat kamu pakai pakaian seperti itu, begitu katanya tadi pagi jam 10 di telepon. Haduh pak, untung aku pakai baju. Kataku dalam hati.

Sebetulnya, aku dan bapak pagi itu cuma (seperti biasa) punya masalah perbedaan cara pandang. Menurut beliau yang mantan petinggi era ABRI, cara berpakaian yang sopan itu adalah bercelana panjang apapun acaranya. Sementara gue yang sudah melihat om gue jadi pejabat di masa TNI, lebih suka menyesuaikan pakaian dengan acara yang bakal gue datengin.

Ya kurang lebih, masalah ini sama aja dengan celetukan gue pada saat menerangkan ke anakku tentang isi pasar tradisional. Gue yakin, jaman dulu orangtua gue ngga akan kasih jawaban seperti jawaban yang gue kasih ke anakku ini. Gue bilang, di dalam pasar tradisional itu ada tukang sayur, tukang daging, tukang beras, tukang kelontong, tukang angkut barang, tukang parkir dan tukang gosip. Ngga salah tho?