Wednesday, March 26, 2008

Bingung.

Pertama kali datang ke Kuala Lumpur, saya ngerasa seperti sedang berada di Canberra ibukota Australia. Tata kotanya sangat mirip. Kalau saya bayangkan daerah Bukit Bintang adalah pusat keramaian di Kuala Lumpur, yang bisa disamakan dengan city area di Canberra, maka kawasan permukiman seperti Kajang bisa disamakan dengan suburbs seperti Belconnen di Canberra.

Nah yang membuat saya ngerasa bingung adalah, infrastruktur kota yang mirip dengan kota - kota luar negeri tapi kelakuan masyarakat dan bahasanya mirip dengan negara kita.

Jadi buat saya, rasanya seperti ada di dalam twilight zone atau ya terjemahan bebasnya, sini enggak - sana pun enggak.

Kalau soal jalan raya yang menghubungkan Kuala Lumpur dan suburbs, mereka memang hebat. Susah bagi kita untuk menyamai. Cuma repotnya ya dikit - dikit harus bayar tol. Tarifnya berkisar antara 1RM sampai 6RM kalau saya enggak salah.


Untungnya mereka juga menyediakan pintu tol dengan berbagai sistem pembayaran. Paling tidak, setau saya, ada tiga sistem pembayaran. Tunai, kartu Touch n Go dan Smart TAG. Kebayang kan kalau mereka hanya menyediakan gerbang tol seperti di Indonesia yang hanya melayani pembayaran tunai? Bisa - bisa asbak mobil kita penuh dengan uang recehan.

Ada cerita menarik soal kartu Touch n Go ini. Entah menarik atau menyedihkan. Jadi ceritanya pernah ada mobil, yang kebetulan adalah milik orang Indonesia, yang kacanya dipecahkan oleh pencuri. Dan yang dicuri dari mobil itu ya cuma kartu tol itu saja.

Menyenangkan sekaligus menyebalkan. Menyenangkan karena si pemilik mobil hanya dirugikan kehilangan kartu tol dan harus mengganti kaca. Menyebalkan karena, mungkin, si pencuri hanya menilai kartu Touch n Go itu satu - satunya barang berharga yang ada di dalam mobil. Itu pasti jadi bentuk pelecahan lain bagi si pemilik mobil. Aih itu mah cuma analisa ngawur saya saja. Buat si pemilik mobil, kejadian itu pasti sangat menjengkelkan.

Bagi si pencuri mungkin agak ngerasa jengkel kalau ternyata kartu tol itu hanya berisi kurang dari 1 ringgit. Karena berarti dia harus isi dulu kartu itu supaya bisa dipakai. Aih gak mungkin lah! Mestinya ya dia curi lagi kartu lain. Halah kok dibahas? Sudahlah.

Ya intinya, dimana saja kita berada, kita harus selalu berhati - hati. Bahkan selama saya di Kuala Lumpur, saya selalu diingatkan untuk selalu bawa pasport dan juga mengingat nomer pasport. Sekedar berjaga - jaga kalau ketemu oknum dijalanan yang suka pura - pura memeriksa pasport dan kemudian membuang pasport kita. Kalau itu terjadi, kita dapat segera lapor ke kedutaan dan memberikan nomer pasport kita untuk segera diurus.

Kalau soal oknum, di negara manapun pasti ada. Paling tidak itu pengalaman saya. Untungnya selama saya nglencer di KL, saya enggak pernah ketemu dengan hal - hal yang menjengkelkan seperti itu.

Oh, khusus tentang kedutaan kita. Kebetulan saya sempat mampir ke KBRI. Dan kesan yang saya dapat, petugas - petugas kita yang ada di depan itu sangat tidak ramah. Bahkan dengan kita sesama warga RI. Atau mungkin justru karena kita orang Indonesia dari golongan biasa, maka mereka enggak ramah? Semoga tidak. Semoga virus hanya-hormat-dengan-pejabat-saja tidak menulari mereka. Semoga alasan mereka enggak ramah waktu itu hanya karena kebetulan mereka sedang capek dan kepanasan.

Secara umum saya senang selama di Kuala Lumpur. Cuma sedikit ngalamin kesulitan dengan perbedaan bahasa yang nanggung itu. Ah tapi itu untuk bahan ngeblog berikutnya aja lah. Hehehe lumayan kan, karena liburan seminggu, paling enggak saya jadi punya 5 bahan lagi buat ngeblog.

7 comments:

Anonymous said...

Mereka ga ramah udah pasti itu karena penampakan elo yg spt TKI lagi cari kerjaan....hahaha...tapi gapapalah gil...daripada di Indo asumsi penampakan elo lebih parah....ga tega gw bilang terus terang....*mengendap2 buat ngabur*

Anonymous said...

Jadi buat saya, rasanya seperti ada di dalam twilight zone atau ya terjemahan bebasnya, sini enggak - sana pun enggak.

ya namanya juga negara tukang ngaku milik negara lain. jadinya gak punya ciri khas ;)
jadi kapan nih transaksi teh tariknya pak :D
biar ngerajutnya lebih joooooosss lagi :D

Bunda RaRa said...

g kirain lo bingung gak ada ongkos pulang.. hehehe
pdhl kan lo tinggal renang aja kan? secara body udah sama ama paus huahahaha

dahlia said...

buseeeed!!!! gw baru nyadar, karna klik komen sejajar ama kopkuken. ragiiiiiil!!!! emang gw bininya ade ray.huhuhuhu fitra...dini...linda...mak indjul belain gw huhuhuhuhu

Anonymous said...

koreksi: yg diambil bukan Touch N Go tapi Smart Tag yg biasa ditaro di kaca mobil depan biar kalo lewat langsung kena sensor! sekian dan terima kasih

Anonymous said...

Hahahahah.....Ragil Salahhh...sok tauuu...kasiaaan dweeeehhhh

Ragil Duta said...

@sepupu, buset deh..jiwa dosennya keluar. Sudah lah, mending ngoreksi blog ku aja. Itu thesis lupain aja deh. Mending jadi PhD piknik aja. I think its more fun. hehehe

@Fitra, cuma salah namanya aja kok. Maap ya, gak bakal gue ulang lagi deh. Halah. Penting banget ya?