Ga tahan juga. Padahal gue sudah setengah mati nahan diri biar ga ikutan nulis soal mantan presiden yang sedang kritis di rspp. Gue ga tahan. Ga tahan karena kasihan. Kasihan sama wartawan dan orang - orang lain yang harus jaga di rumah sakit, selain keluarga tentunya. Kalau keluarga kan memang sudah jadi kewajiban mereka untuk nungguin di rumah sakit.
Masalahnya, kalau yang sakit itu orang yang pernah sangat berkuasa, sudah pasti bakal jadi bahan berita dan menarik perhatian banyak orang. Eeee tapi mbok ya jangan kebablasan tho ya. Maksud gue, kalau memang tertarik mengikuti beritanya ya ikutin aja tanpa harus berkomentar macam - macam. Ndak usahlah dikomentari soal masalah hukumnya, kecuali kita memang terlibat. Ndak usah lah kita komentar soal keburukannya, kecuali kita memang pernah terkena dampaknya secara langsung. Mungkin ada yang bilang, lha kita ini kena krismon kan gara - gara dia juga. Mungkin iya. Mungkin juga ngga. Toh yang namanya dunia politik dan kekuasaan itu sangat rumit dan banyak konspirasi yang njlimet.
Kalau banyak yang menyebut mantan presiden itu adalah bekas penguasa nomer satu di republik ini, mungkin benar, mungkin juga salah. Toh bisa aja dia sekarang masih berkuasa, walaupun tidak lewat tangannya langsung.
Nah bagi yang tetep pengen berkomentar karena ga tahan nahan diri, macam gue sekarang nih. Ya marilah kita berkomentar sesuai porsi aja. Misalnya, kalau memang ga suka sama cara dia selama berkuasa dulu, ya komentarnya dibatasi seputar dia sebagai Presiden RI aja, jangan dicampur sama hobi memancingnya. Memang, kalau dia pergi mancing, bisa repot tuh satu armada angkatan laut kita. Banyak istri dan anak yang harus ditinggal suami dan ayahnya berminggu - minggu karena harus mengamankan wilayah laut yang dipakai mancing. Lha tapi yang pergi mancing itu individu yang kebetulan menjabat sebagai presiden, bisa kacau negara ini kalau ada apa - apa dengannya di laut.
Nah buat yang suka sama cara dia memimpin, ya cukup memuji ala kadarnya aja. Ngga usah lah sampai memuja bagai dewa. Jangan lupa, selama memimpin negara, dia itu banyak didukung tim yang harus bekerja maksimal untuk membuat program - program pembangunan. Memang, dia itu pintar dan berwibawa tapi ya jangan terus disangkut - sangkut kan dengan jumlah dukun dan paranormal yang dia punya. Toh kalaupun benar, dukun dan paranormal itu juga dibantu sama Allah atau bahkan (mungkin) iblis. Apapun itu, terserah mereka lah. Toh yang nanggung dosa dan pahalanya ya mereka sendiri.
Sudahlah, sekarang ini kemungkinannya cuma dua. Sembuh atau wafat. Apapun itu, kita doakan aja semoga kita bisa segera memiliki negara yang makmur, sejahtera dan beriman. Aih ga nyambung ya? Iya, soalnya buat gue, semua mantan presiden dan juga presiden yang masih berkuasa sekarang ini adalah elemen - elemen yang bakal membentuk negara NKRI menjadi semakin berkembang. Semoga berkembang ke arah yang positif walaupun harus melewati cerita - cerita buram di masa lalu. Contohnya, kejadian Malari 1974. Dulu rusuh karena menolak investasi asing, walaupun ada cerita konspirasi juga di balik itu. Sekarang kita lihat, investasi asing itu punya andil membangun negara ini. Suka atau tidak suka.
Demikian juga soal para mantan pemimpin negeri ini. Kita suka atau tidak, mereka itu punya andil mengembangkan NKRI dan memajukan rakyatnya. Bagi yang merasa pernah dirugikan di masa lampau, jujur aja gue ga berani ngomong banyak karena masalahnya terlalu rumit.
Kalau buat gue pribadi, gue cukup bersyukur dengan apa yang gue dapat. Ya minimal, sekarang ini gue jadi kenal internet dan bisa blogging. Aih sepele banget ya tujuan hidup gue?